3.123 Perusahaan dan Perguruan Tinggi di Jepang Daftar untuk Mendapatkan Vaksinasi Covid-19
PM Suga merasa sangat terbantu dengan semakin banyaknya anggota masyarakat yang melakukan vaksinasi di Jepang.
Editor: Dewi Agustina
![3.123 Perusahaan dan Perguruan Tinggi di Jepang Daftar untuk Mendapatkan Vaksinasi Covid-19](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/yoshihide-suga-dan-profesor-shigeru-omi-18-juni.jpg)
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perdana Menteri Yoshihide Suga mengungkapkan sebanyak 3.123 lembaga (perusahaan dan universitas) sudah terdaftar untuk melakukan vaksinasi Covid-19.
"Dari tanggal 21 Juni nanti, di tempat kerja, universitas, dan berbagai lembaga akan melakukan vaksinasi massal bagi karyawannya atau mahasiswanya," kata PM Jepang Yoshihide Suga dalam jumpa pers, Kamis (17/6/2021) malam.
PM Suga merasa sangat terbantu dengan semakin banyaknya anggota masyarakat yang melakukan vaksinasi di Jepang.
"Saya pikir ada banyak orang yang memulainya di perusahaan anda, dan hal-hal seperti itu akan segera dimulai. Saat ini, ada 3.123 aplikasi. Berarti ada sedikitnya 12,8 juta orang yang akan divaksinasi nantinya dengan masuknya aplikasi tersebut," kata dia.
Oleh karena itu, akan diadakan dengan sungguh-sungguh mulai tanggal 21 Juni minggu depan. Ke depan, termasuk orang-orang muda, akan diberikan vaksinasi kepada mereka yang memiliki harapan untuk penyuntikan tersebut.
Baca juga: Deklarasi Darurat Covid-19 di Okinawa Jepang Diperpanjang Hingga 11 Juli 2021
"Saya pikir hal ini bagus dan akan berlanjut dan lancar," kata Suga.
Dalam seminggu terakhir ini tambah PM Jepang, telah melebihi 7,3 juta orang divaksinasi. Ini artinya lebih dari satu juta orang divaksinasi per hari dan akan terus berkembang di masa mendatang.
"Hal ini juga fakta bahwa segala sesuatunya meningkat rata-rata. Selain itu, kemarin telah melebihi 27 juta kali, jadi dalam situasi saat ini nantinya dipastikan akan melebihi 1 juta kali suntikan per harinya," ujar Suga.
Herd immunity ditanyakan pula kepada Profesor Shigeru Omi, ahli penyakit menular Jepang yang mendampingi PM Jepang Suga.
"Saya pikir ini adalah bagaimana kita semakin dekat dengan sistem seperti itu nantinya di Jepang," kata Shigeru Omi.
Herd Immunity menurutnya adalah hasil dari orang-orang yang mendapatkan kekebalan dalam beberapa cara.
"Kami biasanya menyebut kekebalan kelompok situasi di mana Anda dapat hidup normal tanpa mengenakan masker. Singkatnya, itulah yang saya pikirkan. Dalam keadaan seperti itu, Oktober dan November mungkin saja akan terjadi berkat upaya pemerintah dan pemerintah daerah, tingkat vaksinasi yang meningkat pesat."
Baca juga: Jepang Akan Cabut Sebagian Aturan Darurat Covid-19 Di Tokyo, Satu Bulan Sebelum Olimpiade
"Dalam situasi seperti itu, banyak orang yang saya tidak tahu berapa banyak akan divaksinasi, tetapi mungkin saja akan terjadi klaster kecil-kecil nantinya dari waktu ke waktu," kata dia.
Profesor Omi ingin lebih banyak orang yang divaksinasi.
"Terutama untuk orang yang lebih muda, tapi mungkin orang yang lebih tua juga. Saya pikir tingkat inokulasi mungkin akan meningkat. Vaksin adalah vaksin yang sangat bagus sejak awal, tapi memang belum 100 persen, kadang-kadang, atau dalam artian, infeksinya benar-benar turun dan bisa dikendalikan."
"Saya masih berpikir ini masih dini. Namun yang pasti akan semakin baik di masa depan kalau kita tetap menjaga protokol kesehatan dengan baik selalu meskipun telah divaksinasi," kata Shigeru Omi.
Sementara itu beasiswa dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.