Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Taliban Ingin Terapkan Sistem Islam Asli untuk Mengakhiri Perang Afghanistan

Taliban menyerukan penerapan sistem Islam asli dalam pembicaraan damai untuk mengakhiri Perang Afghanistan, Minggu (20/6/2021).

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Taliban Ingin Terapkan Sistem Islam Asli untuk Mengakhiri Perang Afghanistan
Sorin Furcoi/Al Jazeera
Taliban akan membebaskan 20 tahanan pemerintah Afghanistan di kota Kandahar, Afghanistan selatan. "Hari ini, 20 tahanan dari pemerintahan Kabul akan dibebaskan," ungkap Juru bicara Taliba, Suhail Shaheen di Twitter yang dikutup dari Al Jazeera. Ia menambahkan, kelompok tersebut akan diserahkan kepada perwakilan Komite Palang Merah Internasional. Pengumuman ini mengikuti serangkaian pembebasan tahanan Taliban oleh pemerintah Afghanistan. 

TRIBUNNEWS.COM - Taliban menyerukan penerapan sistem Islam asli dalam pembicaraan damai untuk mengakhiri Perang Afghanistan, Minggu (20/6/2021).

Dilansir Reuters, menurut pihak Taliban, sistem ini bisa memastikan hak-hak bagi perempuan sejalan dengan tradisi dan agama. 

Pernyataan ini muncul di tengah pembicaraan antara kelompok Taliban dan perwakilan pemerintah Afghanistan di Qatar, yang masih belum menunjukkan kemajuan.

Pembicaraan ini juga terjadi di tengah peningkatan kekerasan di seluruh Afghanistan menjelang penarikan pasukan Amerika Serikat pada 11 September.

Para pejabat menyuarakan keprihatinan atas negosiasi yang macet ini.

Baca juga: Presiden AS Joe Biden Bertemu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Jumat Nanti, Ini Tanggapan Taliban

Baca juga: Eks Komisioner KPK Mengaku Pertama Kali Dengar Istilah Taliban Saat Sidak di Bea Cukai Tahun 2008

Wakil Pemimpin Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar
Wakil Pemimpin Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar (ANADOLU AGENCY)

Mereka mengatakan, Taliban belum mengajukan proposal perdamaian tertulis sebagai titik awal pembicaraan substantif.

"Kami memahami bahwa dunia dan warga Afghanistan memiliki pertanyaan tentang bentuk sistem yang akan dibentuk setelah penarikan pasukan asing," kata Mullah Abdul Ghani Baradar, kepala kantor politik Taliban dalam pernyataan.

Berita Rekomendasi

Dia mengatakan bahwa topik ini lebih baik dibahas dalam negosiasi di Doha, Qatar.

Menurutnya, satu-satunya cara mengakhiri konflik adalah dengan membangun sistem Islam setelah kepergian pasukan asing.

"Sebuah sistem Islam sejati adalah cara terbaik untuk solusi dari semua masalah Afghanistan," katanya.

"Partisipasi kami dalam negosiasi dan dukungannya di pihak kami menunjukkan secara terbuka bahwa kami percaya dalam menyelesaikan masalah dengan saling memahami," lanjutnya.

Abdul Ghani Baradar menambahkan, bahwa perempuan dan kaum minoritas akan dilindungi.

Diplomat serta pekerja LSM akan bisa bertugas dengan aman.

Foto resmi yang diambil pada 7 Agustus 2020 dan dirilis oleh Kantor Pers Presiden Afghanistan, memperlihatkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani memberi isyarat jari telunjuk saat ia berbicara pada hari pertama pertemuan akbar majelis Loya Jirga di Aula Loya Jirga di Kabul. Ribuan warga Afghanistan memulai pertemuan selama tiga hari di Kabul pada 7 Agustus untuk memutuskan apakah akan membebaskan sekitar 400 tahanan Taliban.
Foto resmi yang diambil pada 7 Agustus 2020 dan dirilis oleh Kantor Pers Presiden Afghanistan, memperlihatkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani memberi isyarat jari telunjuk saat ia berbicara pada hari pertama pertemuan akbar majelis Loya Jirga di Aula Loya Jirga di Kabul. Ribuan warga Afghanistan memulai pertemuan selama tiga hari di Kabul pada 7 Agustus untuk memutuskan apakah akan membebaskan sekitar 400 tahanan Taliban. (PRESS OFFICE OF PRESIDENT OF AFGHANISTAN / AFP)

"Kami menganggapnya sebagai komitmen untuk mengakomodasi semua hak warga negara kami, baik laki-laki atau perempuan, berdasarkan aturan agama Islam yang mulia dan tradisi mulia masyarakat Afghanistan," katanya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas