Wabah Tikus Terburuk di Australia: Penjara di Pedesaan Diserbu hingga Jutaan Ekor Masuk Perkebunan
Wabah tikus terburuk di Australia menyebabkan staf dan narapidana penjara di pedesaan mengungsi.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
Pertengahan Juni lalu, warga di Victoria Timur Australia dikejutkan penemuan jaring laba-laba raksasa di sebuah padang rumput di pinggir jalan.
Dilansir The Guardian, Kota Traralgon di pedesaan Gippsland Timur, negara bagian Victoria merupakan salah satu daerah yang dilanda banjir dan cuaca buruk belakangan ini.
Di sisi lain, di wilayah tetangga yakni Sale terjadi gangguan populasi laba-laba pascabanjir.
Sehingga serangga itu kini mencari tempat lebih tinggi seperti di rambu jalan, pepohonan, dan rumput tinggi untuk membuat jaring.
"Sungguh luar biasa, ketika (jaring laba-laba) tertiup angin, mereka terlihat seperti ombak," kata Jena Beatson, yang melihat penampakan jaring itu saat perjalanan ke Sale dari Longford pascabanjir.
"Itu memang terlihat menyeramkan karena menutupi semua tanda dan segalanya. Anda tidak dapat benar-benar melihatnya di foto tetapi ada laba-laba di mana-mana. Ini seperti ribuan dan ribuan laba-laba," ujarnya.
Menurut kurator senior entomologi di Museum Melbourne, Dr Ken Walker, jumlah laba-laba di video dan foto yang viral bisa mencapai jutaan.
"Ini adalah kejadian semi-reguler di Victoria di musim dingin ketika sering turun hujan."
"Laba-laba dapat membuat berbagai macam jaring yang berbeda dan salah satu jaring itu – menggelembung – ini adalah jaring kecil yang sangat tipis (sehingga) bisa terbang bersama angin."
Baca juga: 10 Kota Paling Layak dan Tidak Layak Huni di Dunia, Australia Borong Peringkat
Baca juga: Ratusan Penjahat Terorganisir Ditangkap Setelah AS dan Australia Meretas Aplikasi Mereka
"Mereka bisa terbang 100 km," jelas Walker.
Jaring-jaring yang tersapu angin itu menempel ke vegetasi lain hingga laba-laba bisa memanjat ke tempat yang aman dari banjir.
Menurut laporan Guardian, saat sejumlah besar laba-laba melakukan hal ini bersamaan, jaringnya akan saling menempel dan menyelimuti permukaan tanah.
Fenomena ini kadang disebut efek gossamer, disebabkan spesies laba-laba yang hidup di tanah dan tidak membangun jaring.
Laba-laba jenis ini tidak membuat jaring lagi setelah tertiup angin dan jauh dari banjir.