AS Setujui Rencana Penjualan Jet Tempur F-16 dan Rudal Senilai Rp 36 Triliun ke Filipina
Pemerintah AS menyetujui rencana penjualan jet tempur F-16 serta rudal Sidewinder dan Harpoon ke Filipina, Kamis (24/6/2021).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengungkapkan pemerintah menyetujui rencana penjualan jet tempur F-16 serta rudal Sidewinder dan Harpoon ke Filipina, Kamis (24/6/2021).
Menurut Pentagon, alutsista tersebut akan dijual dalam tiga kesepakatan terpisah dengan total nilai transaksi lebih dari 2,5 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp 36 triliun.
Dilansir Al Jazeera, Filipina dikabarkan tengah mencari jet tempur multi-peran yang baru dan saat ini masih mengevaluasi F-16 dan Gripen Saab AB.
Baca juga: Jet Tempur Israel Targetkan Jalur Gaza untuk Kedua Kalinya Sejak Gencatan Senjata
Baca juga: Pesawat Tempur Israel Membombardir Jalur Gaza Lagi
Pengumuman ini datang ketika AS berusaha memperbarui kesepakatan dengan Filipina terkait kehadiran pasukan AS di negara itu.
Itu dinilai sangat penting bagi strategi Washington untuk melawan aktivitas China yang terus meningkat di Asia.
Pentagon mengatakan Filipina berniat untuk membeli 10 pesawat F-16C Block 70/72 dan dua pesawat F-16D Block 70/72 yang dibuat oleh Lockheed Martin Co.
Pembelian tersebut mencakup suku cadang dan pelatihan, bernilai hingga $2,43 miliar.
Terlepas dari persetujuan Departemen Luar Negeri, pemberitahuan tersebut tidak menunjukkan bahwa sebuah kontrak telah ditandatangani atau bahwa negosiasi telah selesai.
Seringkali selama kompetisi, departemen akan menyetujui ekspor sebelum pemenang disebutkan.
Baca juga: Presiden Duterte Peringatkan Penyebaran Varian Delta di Filipina: Pilih Divaksin atau Penjara
Mitra Pilihan
Lockheed Martin mengatakan F-16 akan memainkan peran penting dalam memperkuat kemitraan strategis Manila dengan Washington dan sekutu, sementara memungkinkan Filipina untuk bergabung dengan operator F-16 Asia Tenggara lainnya.
Filipina telah meningkatkan kemampuan dan peralatan militernya dalam beberapa tahun terakhir, tetapi masih dianggap tertinggal dari negara-negara lain di kawasan itu.
Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan dengan China mengenai perbatasan maritim di Laut China Selatan telah membuat negara itu lebih mendesak untuk meningkatkan kemampuan militernya sendiri.
Berita lain terkait Jet Tempur F-16
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)