Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei Terima Suntikan Vaksin Lokal COVIran Barekat
Khamenei telah menerima vaksin Covid-19 pertama yang dikembangkan secara lokal di negara itu, COVIran Barekat pada Jumat (25/6/2021).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah menerima vaksin Covid-19 pertama yang dikembangkan secara lokal di negara itu, COVIran Barekat, pada Jumat (25/6/2021).
Khamenei memuji pengembangan vaksin Iran sebagai titik kebanggaan nasional.
"Saya tidak ingin menggunakan vaksin non-Iran. Saya bilang kita tunggu sampai, insya Allah, vaksin lokal itu diproduksi dan kita bisa menggunakan vaksin kita sendiri," ujarnya.
Melansir Al Jazeera, Khamenei pada Januari 2021, melarang penggunaan vaksin buatan Amerika Serikat (AS) dan Inggris, terutama yang dikembangkan oleh Pfizer dan Moderna.
Baca juga: Ayatollah Ali Khamenei Tunjuk Mayjen Reza Falahzadeh Jadi Deputi Komandan Pasukan Al Quds
Baca juga: Terkait Kesepakatan Nuklir, Khamenei Tegaskan Iran Hanya akan Terima Tindakan, Bukan Pembicaraan
Khamenei menegaskan, vaksin-vaksin tersebut "tidak dapat dipercaya".
Vaksin COVIran Barekat diuji coba ke manusia pada akhir Desember 2020.
Sekitar 24.000 sukarelawan menerima suntikan sebagai bagian dari uji coba fase ketiga yang belum lama ini berakhir.
Awal bulan ini, COVIran Barekat menerima otorisasi penggunaan darurat dan diharapkan akan diluncurkan dalam skala besar dalam beberapa minggu mendatang.
Setad, organisasi kuat di bawah pemimpin tertinggi yang bertanggung jawab mengembangkan vaksin mengatakan, pihaknya tengah memproduksi tiga juta dosis per bulan.
Pihak terkait akan segera meningkatkan produksi menjadi 11 juta dosis per bulan untuk agar dapat menjadi produsen vaksin terbesar di Timur Tengah.
Sementara data ilmiah yang lebih rinci terkait vaksin belum dipublikasikan dan menunggu tinjauan.
Dalam fase kedua uji coba manusia, pengembang COVIran Barekat mengklaim vaksin itu 93,5 persen efektif di antara individu 18 hingga 75 tahun,
Pengembang juga mengklaim 12 negara dari Asia, Amerika Selatan dan Eropa ingin membeli vaksin tersebut, tanpa menyebut negara mana saja.
Baca juga: Thailand Mulai Lakukan Vaksinasi Vaksin Covid-19 kepada Tahanan
Baca juga: Kemenkes Hapus Syarat Surat Domisili untuk Vaksinasi Covid-19, Cukup KTP Saja
Upaya vaksinasi masih tertinggal