Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Salahkah Korban Rudapaksa dan Singgung Pakaian Minim, PM Pakistan Banjir Kecaman

Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan mendapat banyak kecaman karena menyalahkan korban rudapaksa dan menyebut pakaiannya minim.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Salahkah Korban Rudapaksa dan Singgung Pakaian Minim, PM Pakistan Banjir Kecaman
Wakil KOHSAR / AFP
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berbicara dalam konferensi pers bersama dengan presiden Afghanistan di Istana Kepresidenan di Kabul pada 19 November 2020. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan mendapat banyak kecaman karena menyalahkan korban rudapaksa dan menyinggung pakaiannya.

Pernyataan PM Imran Khan bermula saat diwawancarai jurnalis Axios, Jonathan Swan soal "epidemi rudapaksa" di Pakistan.

"Jika seorang wanita mengenakan pakaian yang sangat sedikit, itu akan berdampak pada pria kecuali mereka adalah robot."

"Itu akal sehat," kata Khan, dikutip dari The Guardian

Perdana Menteri tidak menjelaskan maksud dari ungkapan soal pakaian itu, mengetahui bahwa wanita Pakistan mayoritas berpakaian konservatif.

Baca juga: Indonesia, Arab dan Pakistan Terpilih sebagai Anggota Reguler Governing Body ILO 2021-2024

Baca juga: KISAH Keluarga Pahlawan Berjibaku Selamatkan Korban Tabrakan Kereta Api di Pakistan

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menyaksikan konferensi Perdagangan dan Investasi di Kolombo pada 24 Februari 2021 pada hari kedua kunjungan resmi Khan ke Sri Lanka.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menyaksikan konferensi Perdagangan dan Investasi di Kolombo pada 24 Februari 2021 pada hari kedua kunjungan resmi Khan ke Sri Lanka. (Ishara S. KODIKARA / AFP)

Belasan kelompok Hak Perempuan, termasuk Komisi HAM Pakistan menuntut permintaan maaf.

Politisi Maryam Nawaz, yang merupakan wakil presiden Liga Muslim Pakistan-Nawaz dan putri mantan perdana menteri Nawaz Sharif, mengatakan Khan adalah "pembela rudapaksa".

Berita Rekomendasi

Menurutnya, orang-orang yang membenarkan rudapaksa memiliki pola pikir yang sama dengan para pelaku.

"Membuat hati saya bergidik memikirkan berapa banyak pelaku asusila yang merasa divalidasi hari ini dengan perdana menteri mendukung kejahatan mereka," cuit aktivis hak-hak perempuan, Kanwal Ahmed.

Aksi protes atas pernyataan kontroversial Khan direncanakan di Kota Karachi dan Lahore.

Menurut laporan Independent, setelah berkomentar soal pakaian, Khan melanjutkan bahwa hal ini tergantung pada budaya masing-masing daerah. 

Dia mengatakan dalam masyarakat, di mana orang belum "melihat hal semacam itu, itu akan berdampak pada mereka. Jika Anda tumbuh dalam masyarakat seperti Anda, mungkin tidak akan berdampak," katanya, merujuk pada budaya Barat.

Aktivis perempuan berbalut Burqa dari partai politik Islam Jamiat Ulema-e-Islam (JUI-F), membawa plakat selama rapat umum untuk memperingati Hari Perempuan Internasional di Peshawar. Pakistan. (8/3/2020) Ribuan orang diperkirakan berkumpul di kota-kota di seluruh Pakistan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional. Dalam masyarakat ultra-konservatif di mana perempuan masih dihukum mati di bawah kode
Aktivis perempuan berbalut Burqa dari partai politik Islam Jamiat Ulema-e-Islam (JUI-F), membawa plakat selama rapat umum untuk memperingati Hari Perempuan Internasional di Peshawar. Pakistan. (8/3/2020) Ribuan orang diperkirakan berkumpul di kota-kota di seluruh Pakistan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional. Dalam masyarakat ultra-konservatif di mana perempuan masih dihukum mati di bawah kode "kehormatan" kuno. (AFP/Abdul MAJEED)

"Ini adalah imperialisme budaya," klaimnya.

"Apa pun yang dapat diterima dalam budaya kita, harus dapat diterima di tempat lain. Bukan itu," tambahnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas