Salahkah Korban Rudapaksa dan Singgung Pakaian Minim, PM Pakistan Banjir Kecaman
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan mendapat banyak kecaman karena menyalahkan korban rudapaksa dan menyebut pakaiannya minim.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara

Dalam wawancara itu, Khan juga berbicara tentang penarikan AS dari Afghanistan, perselisihan Kashmir, dan perlakuan terhadap Muslim Uyghur.
Salah satu pernyataan kontroversial lainnya, yakni PM Imran Khan menolak mengutuk dugaan pelanggaran HAM terhadap etnis Uyghur di China.
"Apa pun masalah yang kami miliki dengan orang China, kami berbicara dengan mereka di balik pintu tertutup."
"China telah menjadi salah satu teman terbaik bagi kami di masa-masa tersulit kami," jawab Khan dalam wawancara itu.
Awal tahun ini, Perdana Menteri dituduh "membingungkan" oleh salah satu kelompok HAM setelah menyarankan perempuan menutup diri untuk mencegah pemerkosaan.

Baca juga: UPDATE Dugaan Pelecehan Seksual, Gofar Hilman Minta Maaf dan Ingin Kebenaran Segera Terungkap
Baca juga: Merasa Disudutkan Publik atas Kasus Pelecehan Seksual, Gofar Hilman: Apa karena Penampilan Gua?
Tim media dari Perdana Menteri bersikeras bahwa komentar dalam bahasa nasional Urdu itu telah disalahartikan.
Korban pelecehan seksual sering dipandang dengan kecurigaan dan pengaduan pidana jarang diselidiki secara serius di Pakistan.
Negara ini menjadi salah satu negara dengan kesetaraan gender terburuk di dunia, menurut laporan Guardian.
Sebelumnya, protes nasional meletus pada 2020 setelah kepala polisi menegur seorang korban pemerkosaan geng karena mengemudi di malam hari tanpa didampingi pria.
Diketahui seorang ibu keturunan Prancis-Pakistan diperkosa secara bergilir di depan anak-anaknya.
Insiden itu terjadi di pinggir jalan, ketika sang ibu berhenti karena kehabisan bahan bakar.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)