Masyarakat Pertanyakan Kasus Penggerebekan Tempat Usaha Penari Striptis di Ueno Jepang
Berbagai dukungan mengalir dari masyarakat untuk budaya striptis Jepang. Bahkan ada yang membuat CloudFunding.
Editor: Dewi Agustina
Sebelum perang, kondisi di mana "cabul" didirikan adalah (1) "hal-hal yang merangsang hasrat seksual dan harus bersemangat atau memuaskan" dan (2) "hal-hal yang menimbulkan gagasan rasa malu dan jijik."
Pada tahun 1951 setelah perang, Mahkamah Agung juga menetapkan (3) "hal-hal yang melanggar ide-ide moral seksual yang baik" sebagai kondisi baru dalam persidangan atas majalah Kastori.
Ketiga kondisi tersebut menjadi konsep 'cabul' yang berlanjut hingga saat ini.
"Ide moral yang baik" ini adalah keyakinan dalam serangkaian persidangan terkenal di mana penerjemah didakwa dengan ekspresi sastra seksual seperti "Lady Chatterley Trial" dan "Sade Trial di Jepang".
Ini telah menjadi dasar untuk mengeluarkannya dan tatanan seksual yang seharusnya," ungkap Profesor Sonoda.
"Teater strip adalah "pertunjukan seseorang yang telah menanggalkan pakaiannya untuk membangkitkan rasa ingin tahu seksual" dan hal itu merupakan bagian dari budaya Jepang sejak lama," lanjutnya.
Bagaimana polisi bertindak sehingga melakukan penggerebekan dan apa dasar hukumnya, banyak dipertanyakan di masyarakat Jepang.
Bahkan mereka mempertanyakan, mengapa semua teater striptis yang ada di Jepang tidak ditutup semua? Demikian sentilan sinis dari masyarakat Jepang di forum online Jepang.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.