Donald Trump Kembali Berkampanye, Gunakan Teori Kebocoran Covid-19 dari Lab Wuhan sebagai 'Senjata'
Donald Trump memanfaatkan gagasan asal usul Covid-19 dari lab di Wuhan yang bocor, sebagai senjata politik untuk menarik perhatian pendukungnya.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Donald Trump memanfaatkan gagasan asal usul Covid-19 dari lab di Wuhan yang bocor, sebagai senjata politik untuk menarik perhatian pendukungnya, BBC.com melaporkan.
Dalam rapat umum di Ohio Sabtu (26/6/2021) malam, Donald Trump mengatakan teori itu terbukti benar.
Ia berbicara tentang keyakinannya bahwa virus corona sebenarnya direkayasa secara ilmiah di sebuah laboratorium di kota Wuhan di China.
"Saya bilang virus itu keluar dari Wuhan - keluar dari lab," katanya kepada para pendukungnya yang mengenakan topi merah Make America Great Again.
"Setelah itu, orang-orang 'menjadi gila'," kata Trump.
Tetapi kemudian, dia menjelaskan, orang-orang melihat teorinya dengan cara yang berbeda.
"Sekarang mereka berkata: Kemungkinan besar itu berasal dari lab Wuhan."
Baca juga: Sebuah Buku Ungkap Keinginan Trump Pindahkan Warga Positif Covid-19 ke Tempat Pelaku Kejahatan Berat
Baca juga: Trump Akhirnya Sadar Dia Bukan Lagi Presiden setelah Lihat Pertemuan Biden-Putin, Ungkap Analis
Ketika Trump berbicara tentang teorinya tentang kebocoran laboratorium, dan cara para ilmuwan sekarang menanggapi idenya dengan serius, kerumunan bersorak menyatakan kesetujuannya.
Mantan presiden itu dan para pendukungnya, pernah diejek karena teori mereka, tetapi nampaknya sekarang tidak lagi.
Sampai beberapa bulan yang lalu, banyak jurnalis di Washington Post, New York Times dan organisasi media lainnya memperlakukan teori kebocoran laboratorium dengan cara yang meremehkan.
Begitu pula para ilmuwan AS.
Pada April 2020, saat menjabat sebagai presiden, Trump mengatakan bahwa orang-orang mencermati teori kebocoran laboratorium.
Pada saat itu, virus itu mendatangkan malapetaka di AS, dan kemudian menjungkirbalikkan ekonomi dan menghancurkan prospek politik Trump.
Lebih dari 600.000 orang di AS telah meninggal karena virus, dan terus menimbulkan korban yang mengerikan di seluruh negeri dan di seluruh dunia.