Studi Inggris: Mencampur Vaksin AstraZeneca dengan Vaksin Ini Dapat Menambah Kekebalan
Menurut penelitian Inggris, mencampur dua jenis vaksin Covid-19 yang berbeda akan menambah kekebalan terhadap virus corona.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Menurut penelitian Inggris, mencampur dua jenis vaksin Covid-19 yang berbeda akan menambah kekebalan terhadap virus corona.
Dilansir The Guardian, para ilmuwan di Oxford mencoba membandingkan orang yang disuntik dua dosis vaksin yang sama maupun kombinasi.
Dua vaksin yang digunakan yakni vaksin Oxford/AstraZeneca dan Pfizer/BioNTech.
Studi menemukan perbedaan antibodi yang mencolok antara orang yang disuntik vaksin campuran dan dua dosis vaksin yang sama.
Dua dosis vaksin Pfizer menghasilkan tingkat antibodi tertinggi.
Baca juga: Kemenkes Targetkan 32,6 Juta Anak Usia 12-17 Tahun Jadi Target Vaksinasi Covid-19
Baca juga: Kronologi Puluhan TKA China Ditolak Ikut Vaksinasi Covid-19 di Lebak Banten
Sementara itu, campuran antara satu dosis vaksin Oxford diikuti suntikan kedua dari Pfizer hampir sama manjurnya.
Sayangnya, percobaan untuk kombinasi lainnya tidak seefektif itu.
Mereka yang mendapat vaksin Pfizer diikuti Oxford untuk dosis kedua, memiliki tingkat antibodi hampir 7 kali lebih rendah daripada dua suntikan Pfizer.
Meskipun demikian, campuran ini memiliki tingkat antibodi 5 kali lebih tinggi daripada orang yang mendapat dua dosis AstraZeneca.
"Anda pasti mendapat dorongan ekstra untuk sistem kekebalan Anda jika Anda mendapat vaksin RNA dari Pfizer untuk dosis kedua daripada vaksin AstraZeneca," kata Matthew Snape, kepala peneliti pada uji coba Com-Cov dan profesor di pediatri dan vaksinologi di Oxford.
Saat ini, para pejabat Inggris sedang mempertimbangkan apakah akan menawarkan dua dosis vaksin yang berbeda berdasarkan temuan Com-Cov.
Dimana nantinya dosis pertama akan disuntikkan vaksin Oxford/AstraZeneca dan diperkuat dengan Pfizer.
"Berdasarkan apa yang kami lihat di sini, beralih ke vaksin RNA dapat memiliki beberapa manfaat dalam hal antibodi," kata Snape.
Baca juga: Mengintip Vaksinasi Covid-19 Geiko dan Maiko, Para Geisha Jepang
Baca juga: Bolehkah Jalani Vaksin Kedua Sebelum Jadwal yang Ditentukan, Begini Penjelasan Dokter
Uji coba Com-Cov dirancang untuk melihat kemungkinan mencampur vaksin Covid-19 apabila nantinya ada kekurangan pasokan.
Uji coba ini dilakukan untuk melihat apakah campuran dua dosis vaksin berbeda akan memberikan perlindungan yang sama besarnya sebagaimana dua dosis vaksin sejenis.
Berdasarkan temuan di Lancet, para ilmuwan percaya bahwa kombinasi apa pun dari vaksin Pfizer dan AstraZeneca memberikan kekebalan yang lebih kuat daripada dua dosis vaksin AstraZeneca.
Artinya baik Inggris maupun negara di dunia perlu mencampur vaksin untuk meningkatkan perlindungan.
Respon imun diukur pada 463 orang, sebulan setelah mereka diberi kombinasi vaksin yang berbeda empat minggu.
Lebih lanjut, diharapkan bulan depan akan mendapat respons imun ketika vaksin diberikan dalam jarak 12 minggu.
Di Inggris, sebagian besar vaksin Covid-19 diberikan dengan selang waktu 8 hingga 12 minggu.
Baca juga: Warga Abu Dhabi yang Belum Divaksin Dilarang Masuk di Hampir Semua Tempat Umum
Baca juga: BPOM Izinkan Vaksin Sinovac untuk Anak 12-17 Tahun, Jokowi: Vaksinasi Bisa Segera Dimulai
Studi Oxford lain yang belum ditinjau sejawat menemukan bahwa suntikan ketiga vaksin Oxford/AstraZeneca dapat bekerja sebagai penguat yang efektif.
Dosis ketiga yang diberikan lebih dari 6 bulan setelah yang kedua menunjukkan peningkatan antibodi dan meningkatkan kemampuan sel-T tubuh untuk melawan virus corona, termasuk variannya, demikian hasil temuan para ilmuwan.
Kasus Covid-19 di dunia menurut Worldometers pada Selasa (29/6/2021) sudah mencapai 182,2 juta kasus terhitung sejak awal wabah.
Belakangan wabah Covid-19 di tanah air meningkat, hingga kini tembus 2,1 juta kasus infeksi.
Menurut Worldometers, Indonesia ada di urutan ke-17 kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
Berita terkait Virus Corona
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.