Jepang Sambut Baik Tim Pengungsi Paralimpiade Terdiri dari 6 Atlet
Presiden Tokyo 2020 Seiko Hashimoto menyambut baik tim pengungsi paralimpiade (RPT) yang telah ditentukan oleh Komite Paralimpiade Internasional (IPC)
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Presiden Tokyo 2020 Seiko Hashimoto menyambut baik tim pengungsi paralimpiade (RPT) yang telah ditentukan oleh Komite Paralimpiade Internasional (IPC).
“Panitia Penyelenggara Tokyo 2020 menyambut baik partisipasi Tim Pengungsi di Tokyo 2020 dalam acara Paralimpiade mendatang. Menyusul debutnya di Paralympic Games Rio 2016. Saya berharap Tim Pengungsi akan menunjukkan kepada dunia upaya, ketahanan dan harapan manusia melalui kompetisi olahraga, dan kami akan terus bekerja sama dengan IPC serta pemerintah kota setempat yang relevan dan akan melakukan segala upaya untuk memastikan semuanya berjalan lancar dan aman untuk RPT," papar Hashimoto siang ini (30/6/2021).
International Paralympic Committee (IPC) telah mengkonfirmasi enam atlet yang akan mewakili Refugee Paralympic Team (RPT) di Paralympic Games Tokyo 2020.
Para atlet, satu wanita dan lima pria akan bertanding di Para Atletik, Para Renang, Para Canoe dan Taekwondo.
Tim tersebut mewakili lebih dari 82 juta orang di seluruh dunia yang terpaksa melarikan diri dari perang, penganiayaan, dan pelanggaran hak asasi manusia.
Baca juga: Kontingen Indonesia ke Olimpiade Tokyo Berangkatnya Nyicil, Ini Jadwal Per Cabornya
Sebanyak 12 juta di antaranya hidup dengan disabilitas.Chef de Mission untuk tim tersebut adalah Ileana Rodriguez, seorang pengungsi dari Kuba yang berkompetisi di Paralympic Games London 2012 dalam renang untuk AS.
Parfait Hakizimana, atlit petarung taekwondo kelahiran Burundi akan menjadi atlet Para pertama yang turun langsung dari kamp pengungsi untuk bertanding di Paralympic Games.
Anas Al Khalifa, atlit Para kanois kelahiran Suriah berharap menjadi bagian dari Tim Paralimpiade Pengungsi dapat membantu dengan berbagi pesan harapan dengan orang-orang terlantar lainnya.
Alia Issa adalah Pengungsi wanita pertama merupakan Atlet Para yang mengatasi intimidasi dan diskriminasi saat mimpi berkompetisi di Paralimpiade pertama menjadi kenyataan.
Ibrahim Al Husein merupakan atlit dengan tindakan tanpa pamrih untuk menyelamatkan temannya di Suriah memicu serangkaian tindakan kebaikan acak dari orang asing yang membantu memungkinkan perjalanan Al Hussein menuju Tokyo.
Shahrad Nasajpour atlit yang lahir di Iran, pelempar diskusi yang berbasis di AS ini membantu memacu Tim Paralimpiade Pengungsi dan akan berpartisipasi dalam Paralimpiade keduanya.
Abbas Karimi merupakan atlit yang lahir tanpa senjata, Karimi meninggalkan rumahnya di Afghanistan untuk melarikan diri dari konflik, menjelajahi masa depan baru dan mengejar mimpinya menjadi perenang Paralimpiade.
Sementara itu Beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif dengan melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.