Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setelah 20 Tahun, Rombongan Terakhir Militer AS Tinggalkan Pangkalan Udara Bagram Afghanistan

Militer Amerika Serikat meninggalkan lapangan udara Bagram, pusat perang melawan Taliban di Afghanistan setelah hampir 20 tahun.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
zoom-in Setelah 20 Tahun, Rombongan Terakhir Militer AS Tinggalkan Pangkalan Udara Bagram Afghanistan
Pixabay
Ilustrasi Tentara AS - Militer Amerika Serikat meninggalkan lapangan udara Bagram, pusat perang melawan Taliban di Afghanistan setelah hampir 20 tahun. 

TRIBUNNEWS.COM - Militer Amerika Serikat meninggalkan lapangan udara Bagram, pusat perang melawan Taliban di Afghanistan setelah hampir 20 tahun.

Pasukan AS melakukan misi ke Afghanistan untuk memerangi kelompok militan Taliban dan melacak pelaku serangan 9/11 oleh Al-Qaeda.

Lapangan terbang ini diserahkan kepada Pasukan Keamanan dan Pertahanan Nasional Afghanistan, jelas dua pejabat AS pada Jumat, dikutip dari The Guardian

Penarikan militer dari pangkalan udara Bagram menandai bahwa rombongan terakhir tentara AS sebanyak 2.500 hingga 3.500 telah meninggalkan Afghanistan atau dalam proses pemberangkatan.

Sebelumnya Presiden Joe Biden berjanji akan menarik semua pasukan Amerika Serikat secara total pada 11 September 2021. 

Baca juga: Presiden AS Joe Biden Bertemu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Janjikan Terus Dukungan AS

Baca juga: SOSOK Mayjen TNI Gina Yoginda, Jenderal Bintang 2 yang Disebut Calon Dubes RI untuk Afghanistan

Tentara Amerika di Afghanistan
Tentara Amerika di Afghanistan (PA)

Batas waktu 11 September 2021, tepat pada peringatan serangan al-Qaeda di AS pada 2001.

Insiden ini menewaskan hampir 3.000 orang dan memicu invasi AS ke Afghanistan.

BERITA REKOMENDASI

Sebagian besar tentara NATO juga sudah keluar diam-diam dari Afghanistan pekan ini.

Menurut analisa Associated Press, mayoritas pasukan Eropa meninggalkan lapangan perang tanpa selebrasi, berbeda ketika sekutu NATO datang untuk mendukung invasi AS di Afghanistan pada 2001.

AS menolak mengatakan kapan tentara terakhir akan meninggalkan Afghanistan.

Selain alasan keamanan, hal ini dirahasiakan terkait perlindungan bandara internasional Hamid Karzai di Kabul yang masih dalam perundingan.

Salah satu misi yang tersisa dari pasukan gabungan adalah untuk melindungi bandara internasional ibukota Afghanistan itu.


Sampai kesepakatan baru untuk perlindungan bandara dinegosiasikan Turki, pemerintah Afghanistan, dan Amerika Serikat, misi tampaknya dilanjutkan untuk memberi pasukan internasional otoritas hukum.

AS juga akan mengerahkan sekitar 6.500 tentara di Afghanistan untuk melindungi kedutaan besarnya di ibu kota.

Kehadiran pasukan ini termasuk dalam perjanjian bilateral dengan pemerintah Afghanistan.

Semantara itu, Taliban mulai menguasai puluhan distrik di tengah proses kepergian pasukan asing.

Sehingga ini memicu kekhawatiran akan terjadi perang saudara di negara ini.

Apa Itu Lapangan Terbang Bagram?

Dilansir BBC, lapangan terbang ini awalnya dibangun militer Soviet selama pendudukannya di Afghanistan pada 1980an. 

Nama Bagram disesuaikan dengan nama desa terdekat.

Pangkalan udara ini terletak sekitar 40 km di utara Kabul.

Sejak pasukan koalisi AS bergerak masuk pada Desember 2001, lapangan udara ini terus dikembangkan hingga mampu menampung 10.000 tentara.

Baca juga: Rusia dan China Eratkan Persahabatan, Perpanjang Perjanjian Kerjasama setelah Pertemuan Biden-Putin

Baca juga: Taliban Rebut Perbatasan Utama Afghanistan dengan Tajikistan

Pasukan marinir AS di Helmand, Afghanistan
Pasukan marinir AS di Helmand, Afghanistan (Reuters)

Situs ini dilengkapi dua landasan pacu, yang terbaru sepanjang 3,6 km.

Sehingga pesawat kargo dan pesawat pembom besar bisa mendarat.

Lapangan terbang ini juga memiliki 110 tempat parkir untuk pesawat.

Fasilitas lainnya meliputi dinding anti ledakan, rumah sakit dengan 50 tempat tidur dan ruang trauma, tiga ruang operasi, dan klinik gigi.

Hangar dan bangunan di lapangan terbang Bagram sekaligus menjadi penjara bagi tahanan AS saat puncak konflik hingga dikenal sebagai Guantanamo Afghanistan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas