Yosakoi Premium Mendukung Penuh Olimpiade Jepang di Tengah Pandemi Covid-19
Dukungan penuh Yosakoi Premium untuk Olimpiade di masa yang sulit ini diharapkan semakin meningkatkan semangat festival olahraga terbesar di dunia itu
Editor: Dewi Agustina
Penari dalam satu kelompok mengenakan kostum berupa happi atau yukata.
Kostum dan musik dipilih sesuai selera masing-masing kelompok yang berusaha tampil seunik mungkin.
Musik pengiring tari dapat merupakan campuran musik daerah (minyō) dicampur dengan musik rock, samba, disko, enka, atau genre musik lain yang sesuai dengan selera, tetapi harus memasukkan melodi "Yosakoi Naruko Odori".
Kelompok penari Yosakoi menari di jalan utama kota Kochi (Otesuji), alun-alun kota, dan pusat perbelanjaan Obiyamachi.
Di dalam kota setidaknya disediakan 9 lokasi kompetisi tari dan 6 lokasi pentas.
Baca juga: Jepang Punya Aturan Baru, Mulai 6 Juli Barang yang Dikirim Sepihak Boleh Dibuang
Festival ini dimeriahkan sekitar 19.000 peserta yang terbagi dalam 170 kelompok penari.
Sejumlah peraturan yang mengatur para peserta, misalnya pembatasan jumlah penari dalam satu kelompok (di bawah 150 orang), ukuran panggung di truk bak terbuka (jigatasha), dan keharusan membawa naruko sewaktu menari.
Asal usul kata Yosakoi adalah Yosakoi yang berarti datanglah kau malam ini.
Menurut kisah lain, kata Yosakoi berasal dari seruan para pekerja bangunan ketika membangun Istana Kōchi pada masa pemerintahan Yamauchi Katsutoyo (1596-1615).
Mereka menyerukan "Yoisho koi, yoisho koi" agar bersemangat ketika mengangkati bahan bangunan.
Dapat juga arti kata Yosakoi dari kependekan Yosakoi Bushi, sebuah lagu rakyat dari Prefektur Kochi, Jepang.
Kisah cinta zaman Edo (1771-1776) antara aktor kabuki Ikushima Shingorō dan wanita Ōoku bernama Nakaejima diangkat sebagai lagu minyō berjudul "Ejimabushi".
Lagu tersebut terkenal di seluruh negeri, dan dijadikan lagu pengiring Bon Odori di Provinsi Tosa (sekarang Prefektur Kochi).
Istilah Yosakoi (夜さ来い) pastinya bukanlah dialek Tosa. Orang Kōchi menyebut malam sebagai ban (晩), sementara kiya atau kiiya (来や) untuk datanglah.