Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yosakoi Premium Mendukung Penuh Olimpiade Jepang di Tengah Pandemi Covid-19

Dukungan penuh Yosakoi Premium untuk Olimpiade di masa yang sulit ini diharapkan semakin meningkatkan semangat festival olahraga terbesar di dunia itu

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Yosakoi Premium Mendukung Penuh Olimpiade Jepang di Tengah Pandemi Covid-19
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Tim Yosakoi Indonesia beraksi di Kochi tahun 2019. 

Penari dalam satu kelompok mengenakan kostum berupa happi atau yukata.

Kostum dan musik dipilih sesuai selera masing-masing kelompok yang berusaha tampil seunik mungkin.

Musik pengiring tari dapat merupakan campuran musik daerah (minyō) dicampur dengan musik rock, samba, disko, enka, atau genre musik lain yang sesuai dengan selera, tetapi harus memasukkan melodi "Yosakoi Naruko Odori".

Kelompok penari Yosakoi menari di jalan utama kota Kochi (Otesuji), alun-alun kota, dan pusat perbelanjaan Obiyamachi.

Di dalam kota setidaknya disediakan 9 lokasi kompetisi tari dan 6 lokasi pentas.

Baca juga: Jepang Punya Aturan Baru, Mulai 6 Juli Barang yang Dikirim Sepihak Boleh Dibuang

Festival ini dimeriahkan sekitar 19.000 peserta yang terbagi dalam 170 kelompok penari.

Sejumlah peraturan yang mengatur para peserta, misalnya pembatasan jumlah penari dalam satu kelompok (di bawah 150 orang), ukuran panggung di truk bak terbuka (jigatasha), dan keharusan membawa naruko sewaktu menari.

BERITA REKOMENDASI

Asal usul kata Yosakoi adalah Yosakoi yang berarti datanglah kau malam ini.

Menurut kisah lain, kata Yosakoi berasal dari seruan para pekerja bangunan ketika membangun Istana Kōchi pada masa pemerintahan Yamauchi Katsutoyo (1596-1615).

Mereka menyerukan "Yoisho koi, yoisho koi" agar bersemangat ketika mengangkati bahan bangunan.  

Dapat juga arti kata Yosakoi dari kependekan Yosakoi Bushi, sebuah lagu rakyat dari Prefektur Kochi, Jepang.

Kisah cinta zaman Edo (1771-1776) antara aktor kabuki Ikushima Shingorō dan wanita Ōoku bernama Nakaejima diangkat sebagai lagu minyō berjudul "Ejimabushi".


Lagu tersebut terkenal di seluruh negeri, dan dijadikan lagu pengiring Bon Odori di Provinsi Tosa (sekarang Prefektur Kochi).

Istilah Yosakoi (夜さ来い) pastinya bukanlah dialek Tosa. Orang Kōchi menyebut malam sebagai ban (晩), sementara kiya atau kiiya (来や) untuk datanglah.

Kelompok Yosakoi Hana-B dari Bandung  sebanyak 16 orang sedang bersiap sebelum naik ke panggung, Sabtu (24/8/2019).
Tim Yosakoi dari Indonesia sedang berselfi bersama di Shibuya tahun 2019 sebelum tampil di Festival Yosakoi 2019 (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)
Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas