Tanah Longsor di Atami Jepang: Ribuan Penyelamat Dikerahkan Lakukan Pencarian Orang Hilang
Tanah longsor melanda Kota Atami Jepang. Pemerintah mengerahkan 1.500 penyelamat untuk melakukan pencarian terhadap 80 orang yang belum ditemukan.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tanah longsor melanda Distrik Izusan Kota Atami, Prefektur Shizuoka, Jepang pada Sabtu (3/7/2021) pagi.
Tanah longsor yang disebut menyerupai tsunami itu dipicu hujan deras selama akhir pekan yang terjadi selama 24 jam.
Dikutip dari Al Jazeera, tak hanya serangkaian tanah longsor, hujan deras yang terjadi di beberapa daerah juga mengirimkan aliran lumpur dan batu melalui jalan-jalan kota yang terletak 90 kilometer barat daya Tokyo itu.
Pada Senin (5/7/2021), sekira 1.500 penyelamat dikerahkan pemerintah untuk menyisir rumah-rumah yang hancur dan jalan yang terkubur.
Upaya tersebut dilakukan untuk menemukan puluhan orang yang diyakini masih hilang.
Baca juga: Zerone Japan Pasarkan Produk Perawatan Kendaraan untuk Merek Pabrikan Jepang
Baca juga: Banjir di Kota Atami Jepang, Rumah dan Mobil Hanyut Terbawa Tanah Longsor
"Ibu saya masih hilang. Saya tidak pernah membayangkan hal seperti ini bisa terjadi di sini," kata seorang pria kepada televisi publik NHK.
Kantor berita Jepang Kyodo mengatakan, pada pertengahan hari jumlah orang hilang mencapai 80 orang.
Sementara tiga orang dipastikan tewas.
Sebelumnya, juru bicara Hiroki Onuma mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa 113 orang diyakini hilang.
"Kami berhubungan dengan berbagai kelompok dan mendorong pencarian," kata Onuma.
Jumlah orang yang belum ditemukan meningkat tajam pada hari Senin ketika para pejabat mulai bekerja dari register perumahan daripada panggilan telepon dari orang-orang yang tidak dapat menghubungi keluarga dan teman, kata Onuma.
Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan kepada wartawan, pemerintah ingin sesegera mungkin menyelamatkan korban yang terkubur puing-puing bangunan.
Suga menambahkan, pihaknya telah mengerahkan polisi, petugas pemadam kebakaran, dan anggota militer untuk membantu pencarian.
"Kami ingin menyelamatkan sebanyak mungkin korban yang terkubur di puing-puing sesegera mungkin," kata Suga.