George W. Bush Sebut Penarikan Pasukan AS dan NATO dari Afghanistan adalah Sebuah Kesalahan
Mantan presiden Amerika Serikat George W. Bush mengkritik keputusan penarikan tentara AS dan NATO dari Afghanistan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Mantan presiden Amerika Serikat George W. Bush mengkritik keputusan penarikan tentara AS dan NATO dari Afghanistan, CBS News melaporkan.
Ia menyebut penarikan itu mengakibatkan warga di sana "dibantai" oleh Taliban.
"Wanita dan gadis Afghanistan akan menderita kerugian yang tak terkatakan. Ini adalah kesalahan...," kata Bush kepada media Jerman Deutsche Welle, Rabu (14/7/2021).
"Mereka hanya akan ditinggalkan untuk dibantai oleh orang-orang yang sangat brutal ini, dan itu menghancurkan hati saya."
Baca juga: Bersahabat dengan Istri Barack Obama, George W Bush Mengaku Kaget Lihat Reaksi Publik
Baca juga: Pemimpin Senior Taliban Ungkap Kelompoknya Enggan Terlibat Pertempuran di Dalam Kota Afghanistan
Mantan presiden dari Partai Republik itu pernah mengirim pasukan ke Afghanistan pada musim gugur 2001 setelah serangan 11 September.
Ia mengatakan dirinya yakin Kanselir Jerman Angela Merkel "merasakan hal yang sama."
Bush mengatakan Merkel, yang akan pensiun dari politik akhir tahun ini setelah 16 tahun berkuasa, telah membawa "kelas dan martabat ke posisi yang sangat penting dan membuat keputusan yang sangat sulit".
Seperti yang diketahui, pasukan AS dan NATO mulai menarik diri dari Afghanistan sejak awal Mei 2021.
Pasukan akan ditarik sepenuhnya pada 11 September, sekitar 20 tahun setelah mereka tiba di negara yang dilanda perang itu.
Sebagian besar dari 2.500 tentara AS dan 7.500 tentara NATO yang berada di Afghanistan telah menarik diri, ketika Presiden Joe Biden merinci penarikan terakhir pada bulan April lalu.
Pasukan AS dan NATO meninggalkan pasukan Afghanistan sendirian untuk memerangi Taliban yang tampaknya bertekad untuk meraih kemenangan militer.
Afghanistan semakin menghadapi krisis ketika para pemberontak merebut wilayah di seluruh pedesaan.
PBB mengatakan pada hari Minggu, konflik yang meningkat menyebabkan "lebih banyak penderitaan" di seluruh negara yang dilanda kekerasan, dan menyerukan bantuan keuangan berkelanjutan.
Meski begitu, Joe Biden bersikeras bahwa sudah waktunya bagi AS untuk terlibat dalam perang dan bagi warga Afghanistan untuk menentukan sendiri masa depan mereka.