Pentagon Akui Pernah Latih Warga Kolombia Pembunuh Presiden Haiti
Dua orang Amerika juga ditangkap, satu di antaranya adalah mantan penjaga keamanan di kedutaan Kanada di Port-au-Prince Haiti.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Departemen Pertahanan AS mengakui para tersangka pembunuh Presiden Haiti yang ditangkap, pernah menerima pelatihan militer di AS.
Mereka saat itu berstatus tentara Kolombia yang menjalin kerjasama pelatihan militer dengan Pentagon.
Perkembangan terkini, Presiden AS Joe Biden belum memutuskan pengiriman pasukan Marinir ke Haiti, seperti diminta pemerintah de facto setempat.
"Tidak ada dalam agenda saat ini," kata Biden Jumat (16/7/2021) pagi WIB. Meski demikian, AS telah mengirim pejabat senior FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri ke negara Karibia itu.
Baca juga: Presiden Haiti Jovenel Moise Dibunuh di Rumahnya, Situasi Negara Bergejolak
Baca juga: Fakta-fakta Pembunuhan Presiden Haiti, Diserang Sekelompok Tentara Bayaran Tengah Malam di Rumahnya
Mereka ditugaskan membantu polisi setempat menyelidiki pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise beberapa waktu lalu.
Terkait para tersangka warga Kolombia yang ditangkap, Pentagon membenarkan beberapa mantan tentara yang terlibat pernah menerima pelatihan dari militer AS.
“Tinjauan database pelatihan kami menunjukkan sejumlah kecil individu Kolombia yang ditahan sebagai bagian dari penyelidikan ini telah berpartisipasi dalam program pelatihan dan pendidikan militer AS di masa lalu,” kata juru bicara Pentagon, Letkol Ken Hoffman.
Hoffman menambahkan pelatihan militer asing AS dimaksudkan untuk mempromosikan penghormatan HAM, kepatuhan aturan hukum, militer yang tunduk pada kepemimpinan sipil yang dipilih secara demokratis.
Komplotan Pembunuh Bayaran
Kepala Polisi Nasional Haiti (PNH) Leon Charles mengatakan pasukannya menangkap 18 orang Kolombia yang diyakini sebagai bagian dari 28 orang anggota komando yang menyerbu rumah Moise pada pagi 7 Juli.
Mereka membunuh Moise dan melukai istrinya, Martine. Menurut otoritas militer Kolombia, 17 dari mereka adalah mantan tentara Kolombia.
Mereka meninggalkan dinas antara 2018 dan 2020. Dia belum mengomentari tiga orang yang kemudian ditangkap.
Dua orang Amerika juga ditangkap, satu di antaranya adalah mantan penjaga keamanan di kedutaan Kanada di Port-au-Prince.
Seorang lagi mantan informan Badan Penegakan Narkoba AS (DEA), kepolisian federal yang juga bekerja sama dengan Otoritas Kolombia sebagai bagian dari perang AS terhadap narkoba.