Komite Hak Anak PBB: 75 Anak Tewas, 1.000 Orang Ditahan Sejak Kudeta Myanmar
Pakar PBB mengatakan puluhan anak terbunuh dan ratusan orang ditahan secara sewenang-wenang di Myanmar, sejak kudeta 1 Februari 2021 kemarin.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
![Komite Hak Anak PBB: 75 Anak Tewas, 1.000 Orang Ditahan Sejak Kudeta Myanmar](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pengunjuk-rasa-yangon-myanmar-22-juni-2021.jpg)
“Mereka menodongkan senjata ke arah mereka dan melihat hal yang sama terjadi pada orang tua dan saudara mereka,” ungkap Otani.
Komite tersebut terdiri dari 18 ahli independen yang bertugas memantau pelaksanaan Konvensi Hak Anak, yang ditandatangani Myanmar pada tahun 1991.
Para ahli mengatakan mereka "sangat mengutuk pembunuhan anak-anak oleh junta dan polisi", menunjukkan bahwa "beberapa korban dibunuh di rumah mereka sendiri".
Mereka termasuk seorang gadis enam tahun di kota Mandalay, ditembak di perut oleh polisi, kata pernyataan itu.
Baca juga: Perjalanan ke Luar Negeri Kali Kedua, Pemimpin Junta Tiba di Moskow untuk Hadiri Konferensi Keamanan
Layanan pemakaman Myanmar kewalahan saat jumlah korban Covid meningkat
Ratusan mayat di Myanmar menumpuk untuk dimakamkan setiap harinya, kata layanan yang mengangkut mayat dan mengatur upacara.
Melansir Reuters, laporan dari berbagai bagian Myanmar menunjukkan, jumlah kematian harian lebih tinggi daripada yang diberikan oleh kementerian kesehatan, yang mencapai rekor 145 kematian pada hari Rabu.
Reuters tidak dapat menghubungi Kementerian Kesehatan atau juru bicara junta untuk memberikan komentar lebih lanjut mengenai angka tersebut.
Jumlah pemakaman di pemakaman Yay Way di kota terbesar Myanmar, Yangon, sekitar 200 per hari selama seminggu terakhir.
Jumlah ini lebih dari dua kali lipat dari yang biasanya.
Ada peningkatan serupa di dua pemakaman lain di kota dengan 400 hingga 500 orang dikremasi di sana per hari.
"Kami harus mengangkut mayat ke pemakaman yang berbeda. Kami melakukan lebih dari 40 perjalanan sehari," kata Bo Sein (52) yang mengoperasikan layanan pengangkut jenazah.
"Melihat mayat di pemakaman hari ini, saya berpikir bahwa tidak akan mudah untuk terus seperti ini."
"Yang kaya dan yang miskin, semuanya meninggal karena Covid," kata Bo Sein, yang juga menyiapkan peralatan pelindung untuk mengangkut jenazah.
Baca juga: Blinken Desak ASEAN Ambil Aksi soal Konflik Myanmar, RI Merespon
Baca juga: Pemimpin Junta Myanmar: Rusia akan Kirim 2 Juta Dosis Vaksin Virus Corona
![Gambar yang diambil pada 14 Juli 2021 ini menunjukkan orang-orang yang menunggu untuk mengisi tabung oksigen kosong di lokasi yang menyumbangkan oksigen secara gratis di Yangon, Myanmar di tengah lonjakan jumlah kasus virus corona Covid-19.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/orang-orang-yang-menunggu-untuk-mengisi-tabung-oksigen-kosong-myanmar.jpg)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.