Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indonesia Negara Tertinggi ke-2 di Dunia untuk Persentase Kasus Covid-19 Varian Delta, Lampaui India

Virus Covid-19 Varian Delta kini telah terdeteksi di lebih dari 100 negara, bahkan tersebar dalam beberapa bulan saja.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Daryono
zoom-in Indonesia Negara Tertinggi ke-2 di Dunia untuk Persentase Kasus Covid-19 Varian Delta, Lampaui India
(Tangkap layar Aljazeera)
Peta sebaran virus corona varian delta di dunia per 6 Juli 2021. (Tangkap layar Aljazeera) 

TRIBUNNEWS.COM - Virus Covid-19 Varian Delta kini telah terdeteksi di lebih dari 100 negara, bahkan tersebar dalam beberapa bulan saja.

Covid - 19 varian baru ini menjadi strain dominan secara global, menyebar dengan cepat di negara-negara dengan cakupan vaksinasi rendah dan tinggi, menurut kepala dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Varian delta atau dengan nama lain varian B.1.617.2 ini diketahui telah tersebar di 13 provinsi, di mana DKI Jakarta menjadi provinsi dengan sebaran terbesar, yakni 264 kasus, dikutip dari Kompas yang tayang 15 Juli 2021 lalu.

Bahkan Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI menyebut data hingga Minggu (11/7/2021), total ada 615 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 varian Delta.

Baca juga: Luhut: Penambahan Faskes RS Hanya Sementara Hadapi Varian Delta, Solusi Permanen Prokes-Vaksinasi

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marives) Luhut Binsar Pandjaitan juga telah mengatakan mengatakan, 90 persen penularan Covid-19 di DKI Jakarta disebabkan oleh varian Delta.

"Jadi data yang kami dapat 90 persen (penularan) di Jakarta itu sudah varian delta. Jadi varian delta 90 persen di kota (Jakarta)," ujar Luhut dalam konferensi pers secara daring pada Senin (5/7/2021) malam.

Covid-19 Varian Delta
Covid-19 Varian Delta (aviano.tricare.mil)

Delta, yang ditetapkan sebagai varian yang menghawatirkan diyakini menjadi alasan di balik gelombang kedua covid-19 yang ganas di India.

BERITA TERKAIT

Hingga kini puluhan negara termasuk Afrika Selatan, Bangladesh, Thailand, termasuk Indonesia telah menerapkan larangan perjalanan baru, dan pembatasan kegiatan masyarakat yang lebih ketat dalam upaya menghentikan penyebaran virus.

Dikutip dari Aljazeera, Varian Delta pertama kali terdeteksi di India pada Oktober 2020. Hingga 1 Juni, sudah menyebar ke 62 negara.

Baca juga: Varian Delta Dominasi Kasus di Thailand, Kini Pertemuan Publik Dilarang

Dua minggu kemudian, telah ditemukan di 80 negara dan pada 4 Juli 2021, jumlahnya meningkat menjadi 104.

Kazakhstan, Laos, Latvia, Lebanon, Namibia, Oman, dan Sierra Leone adalah negara-negara yang juga mengonfirmasi keberadaan varian Delta.

Lantas menurut data sebaran kasus positif varian delta di dunia, ditayangkan Aljazeera pada 7 Juli 2021, Indonesia menjadi negara kedua tertinggi untuk persentase sebaran varian tersebut.

Berikut datanya:

1. United Kingdom (UK) : 98 Persen

2. Indonesia : 97 Persen

3. Singapur : 96 Persen

4. Amerika Serikat (AS), Rusia, Australia : 93 Persen

5. India : 81 Persen

6. Portugal : 76 Persen

7. Afrika Selatan : 75 Persen

Peta sebaran virus corona varian delta di dunia per 6 Juli 2021.
Peta sebaran virus corona varian delta di dunia per 6 Juli 2021. (Tangkap layar Aljazeera)

Seberapa tinggi tingkat penularan viruc corona varian delta?

Dikutip dari NPR, dikatakan varian delta tingkat penularannya sangat tinggi.

Varian delta tampaknya sekitar 225 persen lebih mudah menular daripada strain SARS-CoV-2 asli.

Sebuah studi baru-baru ini dari China menemukan bahwa orang yang terinfeksi delta memiliki rata-rata sekitar 1.000 kali lebih banyak salinan virus di saluran pernapasan mereka daripada mereka yang terinfeksi dengan jenis aslinya.

Dan tingkat infeksinya ke dalam tubuh manusia lebih tinggi juga.

Baca juga: Mahfud MD Ungkap Asal Muasal Ide Vaksinasi Berbayar: Ledakan Covid-19 Varian Delta

"Tidak peduli bagaimana Anda melihatnya, Delta tampaknya menyebar lebih cepat," jelas Helen Chu, Profesor Kedokteran di University of Washington.

"Anda dapat melihatnya melalui pemodelan, Anda dapat melihatnya melalui data tingkat populasi, dan Anda dapat melihatnya hanya dengan memasukkan virus ke dalam sel dan melihat seberapa cepat virus itu menginfeksi sel berikutnya," katanya.

Vaksinasi apakah dapat menghindarkan dari infeksi Virus Covid-19 Varian Delta?

Tidak, tapi jangan panik.

Vaksin efektif melawan varian Delta, dan meskipun seseorang yang sudah divaksin mungkin saja masih bisa untuk terinfeksi.

Masih dikutip dari NPR, Vaksin dapat mengurangi risiko penyakit serius yang menyebabkan rawat inap atau kematian.

Sebuah studi dari Inggris menemukan bahwa vaksin Pfizer 96 persen efektif melawan rawat inap dari varian Delta, setelah penyuntikan vaksin dua dosis.

Berita soal virus covid-19 varian delta lainnya.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Kompas/Rindi Nuris Velarosdela)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas