Inggris Resmi Cabut Pembatasan Covid-19, Andalkan Tingkat Vaksinasi yang Tinggi
Pemerintah Inggris pada Senin (19/7/2021) resmi mencabut pembatasan Covid-19 dan jarak sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
Namun strategi ini memiliki risiko di antaranya, jika muncul varian baru Covid-19 yang kebal oleh vaksin saat ini dan terjadi kenaikan kasus yang tinggi hingga perekonomian terhenti.
Mengingat itu, Johnson mendesak publik untuk tetap berhati-hati terhadap pembukaan kembali.
"Ini adalah saat yang tepat tetapi kita harus melakukannya dengan hati-hati. Kita harus ingat bahwa virus ini sayangnya masih ada di luar sana," ujarnya.
Inggris memiliki angka kematian tertinggi ketujuh di dunia dengan jumlah 128.708 korban.
Pada Minggu (18/7/2021) saja, tercatat ada 48.161 kasus baru dan 25 kematian.
Namun dibandingkan negara Eropa lain, Inggris memiliki tingkat vaksinasi yang cukup tinggi.
Sebanyak 87% dari populasi orang dewasa di Inggris telah disuntik minimal satu dosis vaksin.
Sementara lebih dari 68% telah mendapat dua dosis vaksin.
Kematian harian saat ini sekitar 40an per-hari.
Baca juga: Bursa Transfer Liga Inggris, Pemain Incaran Arsenal Jadi Rebutan Liverpool dan Manchester United
Baca juga: Malaysia Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Sinopharm dan Johnson & Johnson
PM Johnson menetapkan pencabutan pembatasan hanya untuk Inggris. Sementara Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara dapat memutuskan kebijakannya sendiri.
Di tengah pencabutan pembatasan, PM Johnson harus melakukan isolasi mandiri (isoman) setelah Menteri Kesehatan Sajid Javid dinyatakan positif Covid-19 pada Sabtu lalu.
Rencana Johnson dan Menkeu Rishi Sunak untuk tidak melakukan karantina selama 10 hari dibatalkan karena mendapat protes dari masyarakat.
Meski insiden ini sempat merusak kepercayaan publik, keberhasilan vaksinasi membantu menjaga posisi PM Johnson bertahan secara politik.
Berita terkait Virus Corona
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)