Armada Perang Inggris Masuki Medan Konflik Laut China Selatan
Inggris mengerahkan dua kapal angkatan laut ke perairan sekitar Jepang akhir tahun ini menjelang kedatangan kelompok kapal induk HMS Queen Elizabeth.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Beijing menuduh kelompok negara barat sengaja memprovokasi kontroversi di wilayah tersebut.
Negara-negara barat telah mengklaim argumen teritorial “sembilan garis putus-putus” Cina melanggar hukum. Mereka berpendapat kehadiran mereka melindungi hukum laut internasional.
Rencana pelayaran kapal induk Inggris ini bakal memicu ketegangan baru atas klaim pelayaran mereka sesuai hukum internasional.
Pada Juni, armada Kementerian Pertahanan Rusia melepaskan tembakan peringatan ke HMS Defender, kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang berlayar di Laut Hitam.
Rencana lain, Inggris juga akan menggelar operasi pasukan khusus melawan Rusia dan Cina. Informasi ini disampaikan perwira Marinir Inggris, Mark Totten.
Marinir Kerajaan Inggris akan mengambil alih beberapa peran tradisional dari unit pasukan khusus negara seperti SAS dan SBS.
Totten saat ini memimpin pasukan komando masa depan berkekuatan 4.000 orang yang akan berbagi beban pasukan khusus seperti dalam misi kontrateroris maritime.
SAS dan SBS tampaknya akan mengerahkan segala upaya untuk melawan musuh besar negara, merujuk posisi Moskow dan Beijing.
Di sekitar Laut Cina Selatan, pasukan komando itu kemungkinan akan melatih angkatan laut negara-negara di sekitar Cina untuk membuat mereka lebih siap menghadapi apa yang mereka sebut permusuhan Cina.
Sifat potensi operasi Pasukan Khusus Inggris terhadap Rusia masih belum jelas. Diperkirakan mereka akan membantu pengawasan aktivitas intelijen Rusia.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)