Taliban Tak Mau Monopoli Kekuasaan di Afghanistan, Tapi Ingin Presiden Ashraf Ghani Disingkirkan
Taliban menyatakan tak ingin monopoli kekuasaan, namun ingin pemerintahan Afghanistan yang diterima semua pihak dan Presiden Ashraf Ghani disingkirkan
Editor: hasanah samhudi
![Taliban Tak Mau Monopoli Kekuasaan di Afghanistan, Tapi Ingin Presiden Ashraf Ghani Disingkirkan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pemimpin-gerakan-dan-perunding-taliban-abdul-latif-mansoor.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Taliban mengatakan tidak ingin memonopoli kekuasaan di Afghanistan. Namun mereka menegaskan tidak akan ada perdamaian di Afghanistan sampai ada pemerintahan baru yang dirundingkan di Kabul dan Presiden Ashraf Ghani disingkirkan.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita The Associated Press, yang dikutip Aljazeera, juru bicara Taliban, Suhail Shaheen memaparkan sikap kelompoknya tentang apa yang harus terjadi di Afghanistan.
Taliban dilaporkan dengan cepat merebut wilayah dalam beberapa pekan terakhir, merebut perlintasan perbatasan strategis dan mengancam sejumlah ibu kota provinsi.
Tentara Amerika Serikat dan NATO meninggalkan Afghanistan. Penarikan AS-NATO lebih dari 95 persen selesai dan akan selesai pada 31 Agustus.
Perwira tinggi militer AS, Jenderal Mark Milley, hari Minggu lalu mengatakan pada konferensi pers Pentagon bahwa, Taliban memiliki momentum strategis dan dia tidak mengesampingkan pengambilalihan sepenuhnya oleh Taliban.
Baca juga: Taliban Kibarkan Bendera di Area Vital, Kuasai Perbatasan Afghanistan dan Pakistan
Baca juga: Afganistan dan Taliban Terus Lanjutkan Negosiasi hingga Tercapai Kesepakatan
Namun Milley yakin hal itu bisa dihindari.
Penghasut Perang
Shaheen mengatakan Taliban akan meletakkan senjata ketika pemerintah yang diterima semua pihak berkuasa di Kabul dan Ghani tidak berkuasa lagi.
“Saya ingin memperjelas bahwa kami tidak percaya pada monopoli kekuasaan karena pemerintah mana pun yang (berusaha) untuk memonopoli kekuasaan di Afghanistan di masa lalu, bukanlah pemerintah yang berhasil,” kata Shaheen.
Shaheen sepertinya merujuk juga pada pemerintahan Taliban selama lima tahun lalu. “Jadi kami tidak ingin mengulang formula yang sama,” katanya.
Tetapi dia juga tidak berkompromi dengan kelanjutan pemerintahan Ghani.
Baca juga: Pemimpin Senior Taliban Ungkap Kelompoknya Enggan Terlibat Pertempuran di Dalam Kota Afghanistan
Baca juga: Di Rusia, Taliban Menyatakan Siap Berdamai Dengan Pemerintah Afganistan
Ia menyebut Ghani sebagai penghasut perang dan menuduhnya menjanjikan serangan terhadap Taliban dalam pidatonya pada Idul Adha Selasa lalu.
Shaheen tak mengakui pemerintahan Ghani, yang dituduh penuh dengan penipuan selama pemilu 2019.
Setelah pemungutan suara itu, Ghani dan saingannya Abdullah Abdullah mendeklarasikan diri sebagai presiden.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.