Seorang Pria Prancis Mogok Makan Dua Minggu, Protes Anaknya Dilarikan Istrinya yang Warga Jepang
Pria Prancis mogok makan sebagai protes karena anaknya dilarikan istrinya yang warga Jepang, masalah ini sampai dibahas Presiden Prancis dan PM Jepang
Editor: hasanah samhudi
Masalah menjadi terungkap jika kasus ini melibatkan pernikahan dengan warga asing, baik pasangan campuran yang tinggal di Jepang maupun di luar negeri.
Tak jarang, pasangan Jepang yang tinggal di luar negeri melarikan diri dan balik ke Jepang. Mereka secara diam-diam membawa anak-anaknya, sehingga mereka dilindungi oleh Undang-Undang yang berlaku di Jepang.
Baca juga: Ternyata, Orang Tua Milenial Lakukan Hal Ini dalam Pola Asuh Anak
Fenemona kehilangan hak asuh bersama juga terjadi dalam pernikahan domestik Jepang. Pemain shogi profesional terkenal Takanori Hashimoto menyebutnya ia berhenti tahun ini untuk fokus pada perjuangan mendapatkan akses ke anaknya, yang "diculik" istrinya pada tahun 2019.
Scott McIntyre, seorang warga Australia yang tidak melihat kedua anaknya sejak 2019, mengatakan kepada Nikkei Asia: "Jepang mengeluh secara internasional tentang 13 anak yang diculik oleh Korea Utara, tetapi lebih dari 100.000 anak hilang di Jepang."
Perkiraan menunjukkan bahwa sebanyak 70 persen atau tujuh dari 10 anak Jepang yang orang tuanya berpisah atau bercerai sepenuhnya terputus dari satu orang tuanya.
Fichot telah mengangkat masalah ini secara global, termasuk di PBB dan Parlemen Eropa, mencatat bahwa Jepang melanggar Konvensi PBB tentang Hak Anak meskipun menjadi penandatangan.
Ia mengatakan pada konferensi pers baru-baru ini: "Ini adalah pelanggaran besar terhadap setiap perjanjian global dan hak asasi manusia, dan sayangnya hanya di Jepang kita melihat perilaku semacam ini dari pemerintah."
Baca juga: Hati Tsania Marwa Merasa Hancur, Menang Hak Asuh Tapi Tak Bisa Bersama Anak
Dia menambahkan bahwa dia ingin "mempertahankan hak dan kepentingan terbaik" anak-anaknya, yang telah kehilangan cinta dan perhatian dari salah satu orang tuanya.
Selain masalah "penculikan anak", Macron dan Suga juga membahas perlunya secara aktif mempertahankan pertahanan mereka secara regional untuk mewujudkan visi Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka.
Paris akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas berikutnya dalam tiga tahun, dengan Macron mendukung dorongan Suga untuk mewujudkan Olimpiade Tokyo.
Dia berkata: "Ini menunjukkan sesuatu: bahwa apa pun yang terjadi, kita harus beradaptasi, mengatur dan melakukan yang terbaik yang kita bisa." (Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)