Pidato PM Malaysia di Parlemen: Jangan Bertengkar dan Cari Kesalahan, Mari Bersatu Hadapi Covid-19
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengajak parlemen tidak bertengkar dan mencari kesalahan, tapi bersatu menyelamatkan rakyat menghadapi Covid
Editor: hasanah samhudi
“Insya Allah, dengan upaya berkelanjutan untuk mendorong proses pemulihan dan program imunisasi berjalan lancar, kami berharap sebagian besar negara bagian akan memasuki fase keempat pada awal Oktober,” katanya, seperti dikutip dari The Straits Times.
Muhyiddin mengatakan pemerintah akan terus memantau situasi di setiap negara bagian dengan cermat, termasuk mengambil tindakan intervensi yang diperlukan.
Baca juga: Covid-19 di Malaysia Melonjak, 20.000 Dokter Muda Ancam Mogok Kerja
Baca juga: Warga Malaysia di Singapura Ajukan Petisi agar Bisa Pulang Tanpa Menjalani Karantina Berbayar
"Selain itu, pemerintah akan terus melakukan penilaian risiko termasuk menilai kesiapan setiap negara untuk pindah ke fase dua, tiga atau empat," katanya.
Malaysia telah mencatatkan infeksi harian melonjak meskipun sebagian besar sektor ekonomi ditutup dan membuat orang tetap di rumah.
Hari Minggu (25/7) kemarin, tercatat 17.045 kasus baru yang merupakan rekor tertinggi tiga hari berturut-turut.
Penambahan kasus baru itu membuat jumlah total kasus di atas angka satu juta sejak Pandemi Covid-19 dimulai.
Namun Infeksi harian turun sedikit menjadi 14.516 kasus pada hari Senin (26/7) ini.
Baca juga: Tak Hanya Indonesia, Kasus Covid-19 Juga Melonjak Tajam di Malaysia, Thailand, Vietnam dan Myanmar
Baca juga: Diminta Mundur oleh UMNO, PM Muhyiddin Kini Dapat Dukungan Penuh dari Kabinet Malaysia
Wilayah Lembah Klang - yang terdiri dari ibu kota Malaysia Kuala Lumpur dan negara bagian Selangor yang paling padat penduduknya - terus menyumbang sebagian besar infeksi.
Negara bagian Johor mengalami lonjakan kasus menjadi 1.449, melampaui kasus di Kuala Lumpur.
Memperhatikan bahwa kasus dapat melonjak di daerah-daerah tertentu, Muhyiddin mengatakan pemerintah akan bergerak untuk memperketat pembatasan pergerakan berdasarkan wilayah, alih-alih menerapkan pembatasan menyeluruh di seluruh negara bagian atau teritori.
Pada hari Minggu, 5,4 juta orang, mewakili 16,5 persen dari populasi negara itu, telah menerima kedua dosis vaksin Covid-19. Lebih dari 11,5 juta orang, atau 35,2 persen dari populasi, telah menerima setidaknya satu dosis. (Tribunnews.com/NST/TST/Hasanah Samhudi)