AS Khawatir Soal Ancaman Peningkatan Kekuatan Nuklir China
Anggota Kongres Partai Republik dan Pentagon pada Selasa (27/7/2021), mengutarakan kekhawatiran soal peningkatan kekuatan nuklir China.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Kongres Partai Republik dan Pentagon pada Selasa (27/7/2021), mengutarakan kekhawatiran soal peningkatan kekuatan nuklir China.
Kekhawatiran ini muncul setelah sebuah laporan mengatakan Beijing sedang membangun 110 silo rudal lagi.
Pada Senin (26/7/2021), laporan dari Federasi Ilmuwan Amerika (AFS) mengatakan gambar satelit menunjukkan China sedang membangun ladang silo baru di dekat Hami, bagian timur Xinjiang.
Laporan ini muncul berminggu-minggu setelah pembangunan 120 silo rudal di Yumen.
"Ini adalah kedua kalinya dalam dua bulan publik mengetahui apa yang telah kami katakan selama ini tentang meningkatnya ancaman yang dihadapi dunia dan tabir kerahasiaan yang mengelilinginya," kata Komando Strategis AS dalam cuitannya di Twitter.
Baca juga: Angkat Besi: Lifter China Diterpa Isu Doping, Windy Cantika Aisah Bisa Dapat Medali Perak
Baca juga: China Laporkan Lonjakan Kasus Baru Covid-19
Dia turut menautkan link artikel dari New York Times, yang membahas temuan AFS itu.
Pada awal Juli ini, Departemen Luar Negeri AS mengatakan pembangunan nuklir China menghawatirkan.
Menurut pihaknya, Beijing nampaknya menyimpang dari strategi nuklir yang didasarkan pada pencegahan minimal.
Pemerintah AS meminta China untuk "melakukan sejumlah langkah untuk mengurangi risiko perlombaan senjata yang tidak stabil".
Anggota Kongres dari Partai Republik sekaligus anggota peringkat Subkomite Angkatan Bersenjata DPR untuk Pasukan Strategis, Mike Turner, mengatakan pembangunan nuklir China belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurutnya, China "meningkatkan senjata nuklir untuk mengancam Amerika Serikat dan sekutu".
Lebih lanjut, dia menyoroti penolakan China untuk merundingkan soal kontrol senjata.
Dia menilai sikap Beijing ini harus menjadi perhatian semua negara yang terkait.
Anggota Partai Republik lain, Mike Rogers mengatakan pembangunan China menunjukkan perlunya memodernisasi penangkal nuklir AS dengan cepat.
Sebuah laporan Pentagon 2020 lalu memperkirakan persediaan hulu ledak nuklir China di "di bawah 200-an" dan telah ditingkatkan setidaknya dua kali lipat ketika Beijing memperluas dan memodernisasi pasukannya.
Analis mengatakan Amerika Serikat memiliki sekitar 3.800 hulu ledak.
Dimana menurut lembar fakta Departemen Luar Negeri, 1.357 di antaranya dikerahkan pada 1 Maret.
Washington berulang kali meminta China bergabung dengan AS dan Rusia dalam perjanjian kontrol senjata baru.
Pekan ini, China dan AS terlibat pembicaraan dimana Beijing menetapkan 3 tuntutan agar hubungan antar negara tidak semakin memburuk.
Ini disampaikan Menteri Luar Negeri Wang Yi dalam pertemuannya dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman di Beijing, Senin (26/7/2021).
China ingin AS tidak menentang sistem politiknya, tidak mengganggu pembangunan China, dan tidak mencampuri masalah kedaulatan China seperti di Hong Kong, Tibet, Xinjiang, dan Taiwan.
Baca juga: CDC AS Minta Warga Amerika yang Divaksinasi Penuh untuk Kembali Pakai Masker
Baca juga: INI Tiga Tuntutan China ke Amerika Serikat Jika Ingin Hubungan Tidak Memburuk, Termasuk Cabut Sanksi
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, Menlu China menjelaskan tuntutan kedua terkait hak menjalani hidup lebih baik dan modernisasi.
Kemudian ketiga, China ingin AS menghapus semua sanksi yang telah dijatuhkan.
"Ketiga, mendesak Amerika Serikat untuk menghapus semua sanksi sepihak, tarif tinggi, yurisdiksi lengan panjang, dan blokade teknologi yang telah dikenakannya pada China sesegera mungkin," kata Wang Yi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani/Hasanah Samhudi)