Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

2 Rumah Sakit di Jepang Mengeluh terkait Keruntuhan Medis, Minta Olimpiade Dihentikan

Tempat tidur rumah sakit khusus telah penuh sejak tanggal 21 Juli, dan dalam beberapa kasus ditolak penerimaannya.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in 2 Rumah Sakit di Jepang Mengeluh terkait Keruntuhan Medis, Minta Olimpiade Dihentikan
Foto RS Tachikawa Sogo
Rumah Sakit Tachikawa Sogo di Tokyo bertuliskan, "Medis sudah mentok. Hentikan Olimpiade" 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Selain pengobatan dan vaksinasi, beberapa rumah sakit mengirim staf ke tim medis Olimpiade Tokyo.

Dan ada suara-suara yang mengatakan bahwa "perawatan medis telah gagal."

Motoshi Masuko (47), sekretaris jenderal Rumah Sakit Tachikawa Sogo (Kota Tachikawa, Tokyo), mengatakan tentang staf.

"Saya melakukan yang terbaik dengan misi, tetapi saya merasa lelah," ujar Motoshi Masuko.

Pada Januari 2021 yang merupakan puncak penyebaran virus corona, sebanyak 49 orang positif Covid-19 diterima di rumah sakit itu. Namun pada Juli 2021 ini melebihi 50 orang.

Tempat tidur rumah sakit khusus telah penuh sejak tanggal 21 Juli, dan dalam beberapa kasus ditolak penerimaannya.

Berita Rekomendasi

"Dapat dikatakan bahwa keruntuhan medis sudah terjadi," katanya.

"Saya tidak ingin orang-orang keluar dari daerah yang tidak bisa dirawat di rumah sakit," dan berencana menambah jumlah tempat tidur.

Baca juga: Kisah Wanita Jepang Jadi Sukarelawan Olimpiade Tokyo, Siapkan 5.000 Karangan Bunga Kemenangan

Sejak April, rumah sakit telah memasang poster yang menyatakan, "Perawatan medis ada batasnya, hentikan Olimpiade! Sudahi Olimpiade!"

Masuko menyatakan kebenciannya.

"Untuk menyelamatkan nyawa, pemerintah harus memutuskan untuk membatalkan Olimpiade."

Rumah Sakit Universitas Showa (daerah Shinagawa) juga mengirimkan staf ke tim medis Olimpiade.

Dr Hironori Sagara menjelaskan situasi yang sulit, dengan mengatakan, "Jika jumlah orang yang terinfeksi virus corona meningkat, kita harus berhenti menerima pasien darurat."

Pemerintah dan eksekutif Komite Olimpiade Internasional (IOC), yang berulang kali mengatakan bahwa penyebaran infeksi tidak terkait dengan Olimpiade.

Baca juga: Jadwal Final Ganda Putri Bulutangkis Olimpiade 2021, Asa Greysia Polii/Apriani Rahayu Raih Emas

"Penting untuk tidak lari dari tanggung jawab, tetapi untuk bergerak dengan pemahaman yang benar tentang apa yang sebenarnya terjadi, lalu dilakukan dan apa yang dibutuhkan."

Menanggapi laporan banyak orang yang berkumpul di dekat tempat Olimpiade, pihak IOC menyerukan, "Hindari kontak dengan orang-orang dan ambil tindakan mendasar seperti mengenakan masker yang benar."

Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas