8 Perusahaan Jepang yang Akrab dengan Yakuza Akhirnya Bangkrut, Karyawannya Kesulitan Cari Kerja
Polisi Prefektur Fukuoka fokus memberantas perusahaan terkait yakuza untuk memutus sumber pendanaan para gangster.
Editor: Dewi Agustina
"Saya tidak dapat melunasi tagihan dan mengajukan kebangkrutan dalam waktu sekitar dua minggu. Sebanyak 76 karyawan telah diberhentikan, dan utang kepada sekitar 200 mitra bisnis telah mencapai sekitar 3 miliar yen," ungkap seorang bos perusahaan Jepang.
Seorang pejabat bank daerah mengatakan, "Jika Anda memiliki hubungan dengan seorang gangster, akun Anda dapat disalahgunakan untuk pencucian uang (money laundering). Sekarang kesadaran akan pengecualian gangster (pengecualian) meningkat, pembekuan akun adalah standar. Itulah yang dilakukan perbankan Jepang."
"Kali ini, ukuran perusahaan besar dan kebangkrutannya cepat. Dampaknya terhadap industri sangat besar," ungkap seorang eksekutif perusahaan riset Jepang.
Menurut polisi prefektur, perwakilan dari delapan perusahaan, mengadakan pesta makan malam bulanan dengan para eksekutif gangster yang ditunjuk, dan terkadang mengunjungi restoran yang benar-benar dijalankan oleh para eksekutif.
Seorang petugas investigasi senior dari polisi prefektur mengatakan, "Saat melaporkan pengecualian, kami melakukan investigasi sebanyak dalam kasus kriminal."
Dari delapan perusahaan, presiden perusahaan konstruksi di Prefektur Fukuoka mengundurkan diri setelah menerima laporan.
"Saya sudah lama mengenal seorang eksekutif grup, dan saya tidak akrab sekali karena saya seorang gangster. Saya tidak memiliki transaksi atau pinjam meminjam, jadi saya pikir tanggapan polisi prefektur terlalu ketat, tapi saya ingin menghilangkan hubungan dengan gangster di masa depan," ungkap seorang mantan gangster.
Yasuhiko Horiuchi, mantan ketua Komite Penanggulangan Kekerasan Intervensi Sipil Federasi Asosiasi Pengacara Kyushu, mengatakan, "Di Prefektur Fukuoka, ada banyak anggota yang dekat dengan kami, seperti teman sekelas lokal, dan kesadaran akan pengucilan belum menembus. Namun keakraban saja akan mendukung aktivitas para gangster.”
Kontraktor yang menerima laporan pengecualian tidak akan dapat menerima pesanan pekerjaan umum atau subkontrak untuk jangka waktu tertentu.
Dalam kasus perusahaan konstruksi fasilitas di Kota Oita bangkrut, ada kekhawatiran tentang kebangkrutan berantai, jadi Prefektur Oita telah mendirikan meja konsultasi untuk mitra bisnis.
Dikatakan bahwa enam perusahaan telah berkonsultasi pada akhir Juli 2021.
"Kami juga membutuhkan mekanisme untuk mendukung. Mari kita mulai dari awal," ungkap bagian konsultasi Pemda Oita tersebut.
Noboru Hirosue, dosen paruh waktu di Universitas Kurume (Patologi Sosial) mengatakan, "Tidak masuk akal dipengaruhi kalau tak terpengaruh oleh para gangster. Kita juga harus membuat mekanisme untuk mendukung manajer. Dan karyawan yang menganggur yang mencoba memulai dari awal setelah hidupnya hancur gara-gara bosnya akrab dengan gangster."
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.