Kasus Tosatsu di Jepang Meningkat Dua Kali Lipat
Lokasi yang paling banyak dilakukan tosatsu adalah bagian eskalator saat naik ke atas ke platform kereta api.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kasus tosatsu di Jepang meningkat hingga dua kali lipat mencapai 3.929 kasus. Sementara tahun 2010 yang berkisar 1.700 kasus.
Tosatsu adalah merekam video diam-diam bagian tubuh wanita kemudian dijual melalui internet, dan atau disebarkan melalui internet untuk kepentingan pribadi si pembuat film tersebut.
Ini merupakan tindak pidana kriminal di Jepang.
"Kami sedang aktif mengamati banyak orang saat ini karena aktivitas tosatsu tampaknya semakin meningkat saat ini, seiring dengan semakin banyak orang menahan diri di rumah akibat pandemi corona," papar sumber Tribunnews.com, Kamis (5/8/2021).
Polisi membagi 7 kategori alat yang dipakai untuk tosatsu yaitu Digital Camera, HP dengan kamera, Smatphone, Tablet, Video Camera, Kamera Kecil, dan lainnya.
Dari berbagai alat tersebut yang paling banyak digunakan adalah smartphone misalnya iPhone.
Lokasi yang paling banyak dilakukan tosatsu adalah bagian eskalator saat naik ke atas ke platform kereta api, dan juga di mal yang sangat luas (juga di bagian eskalator yang ada di mal).
Baca juga: Kasus Covid-19 di Kanto Jepang 90 Persen Akibat Varian Delta
Cara melakukan tosatsu pun beraneka ragam. Smartphone digenggam lalu diarahkan ke bawah rok para perempuan.
Ada pula yang memegang smartphone disenderkan di atas paha si pelaku yang kakinya naik satu level ke atas, namun arah smartphone ke bawah rok perempuan yang ada di depannya.
"Kini tidak sedikit pula orang asing melakukan tosatsu dengan motivasi serupa, menjualnya supaya dapat uang, di tengah sulitnya mencari pekerjaan saat ini," tambahnya.
Lalu berapa harga video tosatsu tersebut dijual?
"Murah, ya sekitar 1.500 yen kalau bagus. Tentu tidak menjual kepada satu orang. Pelanggannya biasanya cukup banyak sehingga ratusan ribu yen bisa diperolehnya dengan menjual satu syuting film tosatsu tersebut," ungkapnya.
Meskipun demikian, para pelaku kini meng upload ke Youtube juga supaya mendapat banyak klik dan kalau sampai jutaan klik bisa mendapat uang dari Youtube yang tidak sedikit jumlahnya.
"Namun YouTube juga sudah sangat ketat saat ini sehingga transaksi penjualan dilakukan lewat internet dengan platform berbagai media sosial menawarkan ke biasanya pelanggan yang sudah biasa berlangganan menikmati film-film seperti itu."
Berapa besar hukuman yang diterapkan di Jepang bagi pelaku tosatsu?
Hukuman bagi pelaku tosatsu di Jepang, maksimal 10 tahun penjara dan atau denda maksimal 10 juta yen.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepanga. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.