Tak Peduli Seruan WHO, Negara-negara Besar Lanjutkan Booster Vaksin Covid-19
Sejumlah negara kaya tidak menggubris seruan WHO dan tetap melanjutkan booster vaksin Covid-19 untuk menahan virus corona varian Delta
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah negara besar mengabaikan seruan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan tetap melanjutkan rencana pemberian booster vasin Covid-19.
Jerman, Prancis, dan Israel, di antaranya yang sudah menyatakan tetap melanjutkan booster vaksin.
Dilansir dari The Straits Time, keputusan melanjutkan booster vaksin ini menekankan kembali ketidakadilan vaksin yang belakangan semakin digugat.
Negara-negara kaya meningkatkan program booster untuk melindungi warganya dari virus corona varian Delta yang lebih menular.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya berupaya meluncurkan dosis ketiga untuk orang tua dan rentan mulai September.
Baca juga: WHO Desak Negara Kaya Setop Berikan Booster Vaksin Covid-19, Alihkan ke Negara Miskin
Baca juga: Moderna Klaim Booster Vaksin Covid-19 Bisa Melawan Varian Delta
Dan Kementerian Kesehatan Jerman menyatakan akan memberikan booster kepada pasien immunocompromised, yang sangat tua dan penghuni panti jompo mulai September.
Prancis dan Jerman sejauh ini telah memberikan setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 kepada 64,5 persen dan 62 persen dari populasi masing-masing, dengan 49 persen Prancis dan 53 persen Jerman divaksinasi penuh.
Dari Israel, Perdana Menteri Naftali Bennett mengeluarkan pernyataan yang mendesak warga yang lebih tua untuk mendapatkan suntikan ketiga (booster) setelah pemerintah memulai kampanye untuk memberikan dosis booster bulan lalu.
"Siapa pun yang berusia di atas 60 tahun, dan belum menerima dosis ketiga dari vaksin, enam kali lebih rentan terhadap penyakit parah dan kematian," kata Bennett.
Dalam diskusi online dengan publik dan jurnalis, Bennett mengatakan upaya Israel untuk memberikan dosis ketiga vaksin Pfizer-BioNTech kepada orang berusia di atas 60 tahun menjadi informasi penting bagi dunia dalam memerangi varian Delta.
Baca juga: Pasokan Terbatas, Kemenkes Tegaskan Vaksinasi Booster Hanya untuk Tenaga Kesehatan
Baca juga: Melalui WHO, Indonesia Upayakan Dapat Hak Paten Produksi Vaksin Covid-19
“Israel, dengan populasi 9,3 juta, adalah negara kecil yang penggunaan vaksinnya tidak terlalu mempengaruhi pasokan dunia secara signifikan,” tambahnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus Rabu (4/8/2021) lalu meminta agar booster vakin dihentikan hingga setidaknya akhir September.
WHO menyarankan agar vaksin tersebut dikirimkan ke negara-negara miskin yang kesulitan mendapatkan vaksin.
Menurut WHO, negara-negara berpenghasilan tinggi memberikan sekitar 50 dosis untuk setiap 100 orang pada bulan Mei, dan jumlah itu meningkat dua kali lipat.