Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Peduli Seruan WHO, Negara-negara Besar Lanjutkan Booster Vaksin Covid-19

Sejumlah negara kaya tidak menggubris seruan WHO dan tetap melanjutkan booster vaksin Covid-19 untuk menahan virus corona varian Delta

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Tak Peduli Seruan WHO, Negara-negara Besar Lanjutkan Booster Vaksin Covid-19
AFP
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom (kedua dari kanan) berjalan bersama pejabat kesehatan Kuwait saat mengunjungi pusat vaksinasi Covid-19 di Kuwait International Fairground, di Kota Kuwait, pada 28 Juli 2021. 

Negara-negara berpenghasilan rendah hanya mampu memberikan 1,5 dosis untuk setiap 100 orang karena kurangnya pasokan.

Baca juga: Negara yang Sejak Awal Berpedoman WHO dan Sains, Disebut Akan Lebih Dulu Selamat dari Pandemi

Baca juga: Varian yang Lebih Menular dan Tangguh Berpotensi Muncul di Masa Depan

"Saya memahami kepedulian semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta. Tetapi kami tidak dapat menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global untuk menggunakan lebih banyak lagi," kata Dr Tedros.

Jerman menolak tuduhan itu, dengan mengatakan pihaknya juga akan menyumbangkan setidaknya 30 juta dosis vaksin ke negara-negara miskin.

"Kami ingin memberikan vaksinasi ketiga untuk kelompok rentan di Jerman dan pada saat yang sama mendukung vaksinasi sebanyak mungkin orang di dunia," kata Kementerian Kesehatan Jerman.

Gedung Putih pun pada Rabu (4/8/2021) mengatakan, pihaknya siap untuk memberikan booster vaksin jika diperlukan, menunjukkan bahwa mereka juga tidak akan mengindahkan seruan WHO.

Pfizer mengatakan booster kemungkinan besar diperlukan karena berkurangnya respons antibodi, terutama setelah enam bulan.

Baca juga: Israel Tawarkan Suntikan Booster Vaksin Pfizer/BioNTech untuk Para Lansia

Baca juga: Jemaah Umrah Indonesia Wajib Booster Vaksin, Kemenag Bakal Koordinasi dengan Kemenkes

Regulator kesehatan AS mengatakan, dibutuhkan lebih banyak bukti untuk memastikan booster diperlukan. Namun mereka juga percaya bahwa vaksin ketiga (booster) mungkin diperlukan untuk orang yang bemasalah dengan system kekebalan. (Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas