POPULER Internasional: Pria Tokyo Tikam 10 Orang di Kereta | Biden Ditolak Hadir di Peringatan 9/11
Berita populer Internasional, di antaranya seorang pria di Tokyo yang menikam 10 orang di kereta.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Berita pertama datang dari Tokyo, Jepang, di mana seorang pria menikam 10 orang di kereta.
Masih dari Jepang, varian Lambda virus corona rupanya masuk pada akhir Juli lewat Bandara Haneda.
Sementara itu, Jepang peringati 76 tahun jatuhnya bom atom di Hiroshima.
Di AS, peringatan serangan bunuh diri 9/11 jatuh sebentar lagi, namun sang presiden justru ditolak oleh keluarga korban untuk hadir.
1. Pria di Tokyo Tikam 10 Orang di Kereta, Akui Benci Melihat Wanita Bahagia
Seorang pria yang diduga melakukan penyerangan menggunakan pisau di kereta komuter di Tokyo, Jepang pada Jumat (6/8/2021) ditangkap pihak kepolisian.
Dilansir CNA, pria itu diduga telah melukai 10 orang di dalam kereta.
Menurut media Jepang pada Sabtu (7/8/2021), pria itu mengaku kepada polisi bahwa dia benci dan marah melihat wanita yang "tampak bahagia".
Bahkan pria itu mengaku ingin membunuh mereka.
Baca juga: 6 Anggota Yakuza Ditangkap terkait Kasus Penipuan Subsidi Pemerintah Jepang
Baca juga: Salah Satu Atlet Termuda di Olimpiade Tokyo, Quan Hongchan Berhasil Raih Medali Emas
Polisi berhasil menangkap pria berusia 36 tahun tersebut setelah dia menikam korban lainnya pada pukul 20.40 waktu setempat, Jumat (6/8/2021).
Insiden itu tepatnya terjadi di kereta Jalur Odakyu.
Sementara itu menurut laporan The Guardian, pria itu sempat melarikan diri dan membuang pisaunya.
Seorang saksi mata mengatakan, para penumpang kereta panik dan bergegas keluar dari gerbong.
Saksi mata lainnya mengatakan kepada NHK bahwa dia melihat penumpang berlumuran darah keluar dari kereta.
Tidak lama kemudian, puluhan paramedis dan polisi tiba di stasiun.
2. Varian Lambda Virus Corona Masuk Jepang Akhir Juli Lewat Bandara Haneda
Virus corona Varian Lambda dari Peru dan Amerika Latin ternyata telah memasuki Jepang pertama kali akhir Juli lalu lewat Bandara Haneda Tokyo.
Menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang, seorang wanita berusia tiga puluhan tahun yang tiba di Bandara Haneda dari Peru pada 20 Juli dipastikan telah terinfeksi virus corona baru dengan pemeriksaan di markas karantina Haneda.
Setelah itu, sebagai hasil dari analisis gen sampel, "strain lambda" dari virus mutan yang dikonfirmasi di Peru positif telah terdeteksi.
Ini adalah pertama kalinya infeksi dengan strain lambda telah dikonfirmasi di Jepang, memasuki karantina.
Menurut Institut Nasional Penyakit Menular, galur Lambda telah menyebar terutama di Amerika Selatan sejak pertama kali dilaporkan di Peru Agustus lalu.
Dan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) telah mengklasifikasikannya sebagai "strain mutan terkenal".
Baca juga: Virus Corona Varian Lambda asal Peru Menyebar ke 28 Negara: Ini yang Perlu Diketahui
Di sisi lain, Institut Nasional Penyakit Menular telah memposisikannya sebagai "strain mutan yang terkenal" saat ini, dengan mengatakan, "Meskipun infektivitas dan resistensi terhadap vaksin mungkin lebih kuat daripada virus konvensional, datanya masih terbatas".
Menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan sulit untuk mengevaluasi stok Lambda saat ini karena informasi yang terbatas.
"Kami ingin terus memperkuat sistem pemantauan sambil berbagi informasi dengan WHO, pemerintah, dan para ahli," katanya.
3. 76 Tahun Peringatan Bom Atom Hiroshima, Indonesia Pegang Komitmen Dukung Perdamaian Dunia
76 tahun telah berlalu, sejarah pilu Jepang yang pernah dihantam bom atom di kota Hiroshima pun kembali diperingati pada 6 Agustus 2021.
Peringatan tersebut digelar di Hiroshima Peace Memorial Museum, Jumat waktu setempat.
Dalam upacara peringatan peristiwa yang terjadi pada tahun 1945 itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi mengatakan kehadiran Indonesia dalam peringatan bom atom Hiroshima tidak hanya sebagai penegasan komitmen dalam memelihara perdamaian dunia saja.
Namun, menegaskan Indonesia tetap berkomitmen dalam mendukung penghapusan senjata nuklir.
"Indonesia selalu hadir dalam peringatan pemboman Hiroshima untuk menegaskan komitmen perdamaian dan upaya Indonesia yang terus menerus dalam upaya penghapusan senjata nuklir dari dunia dalam konteks diplomasi non-proliferasi nuklir," kata Dubes Heri, dalam keterangan resmi yang diterima Tribunnews, Jumat (6/8/2021).
Dalam acara peringatan tersebut, Dubes Heri didampingi sang istri, Nuning Akhmadi, dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Yusli Wardiatno.
Selain itu, sebagai pemimpin negara di kawasan Asia Timur, Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga pun turut hadir.
Baca juga: Detik-Detik Jepang Kalah Pada Sekutu di Perang Dunia ke-2 hingga Terjadinya Peristiwa Bom Atom
Tentunya hadir pula sejumlah pejabat Pemerintah Jepang, termasuk Wali Kota Hiroshima, Kazumi Matsui.
Menariknya, kali ini acara peringatan ini diadakan dalam situasi pandemi virus corona atau Covid-19.
4. Keluarga Korban 9/11 Tak Ingin Biden Hadiri Peringatan 20 Tahun Insiden, Ini Alasannya
Keluarga korban serangan teror 9 September 2001 atau dikenal dengan peristiwa 9/11 meminta Presiden AS Joe Biden tidak ikut dalam acara peringatan.
Serangan 9/11 adalah serangkaian serangan bunuh diri yang menargetkan New York City dan Washington DC.
Salah satu insiden yang membekas yakni runtuhnya Menara Kembar World Trade Center (WTC) di NYC setelah ditabrak dua pesawat.
Kedua menara itu runtuh dalam kurun waktu dua jam.
Dilansir BBC, para keluarga korban menuntut Biden mempublikasikan file tentang insiden ini.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Siap Tampung Sementara Warga Hong Kong di AS, China Langsung Menanggapi
Baca juga: Bertemu Dubes AS, Ketua DPD RI Singgung Pernyataan Joe Biden Soal Jakarta Tenggelam
Sekitar 1.800 orang menandatangani surat untuk meminta Presiden Biden merilis dokumen terkait serangan itu.
Mereka meyakini bahwa dokumen itu memuat keterlibatan pejabat Arab Saudi dalam serangkaian serangan 9/11.
Keluarga korban menolak Biden untuk hadir dalam acara peringatan 20 tahun 9/11 jika tidak membuka file tersebut.
Menurut laporan BBC, hampir 3.000 orang tewas dalam serangan 9/11.
Menurut penyelidik, serangan itu dilakukan kelompok Al Qaeda yang berujung invasi AS ke Afghanistan.
BACA SELENGKAPNYA >>>
(Tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.