Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenkes Saudi Bantah Setujui Vaksin Sinopharm dan Sinovac untuk Masuk Kawasannya

 Arab Saudi membantah sudah menyetujui penggunaan vaksin Sinovac dan Sinopharm sebagai syarat untuk masuk kawasannya.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kemenkes Saudi Bantah Setujui Vaksin Sinopharm dan Sinovac untuk Masuk Kawasannya
Shutterstock
Ilustrasi vaksinasi. 

TRIBUNNEWS.COM, SAUDI – Arab Saudi membantah sudah menyetujui penggunaan vaksin Sinovac dan Sinopharm sebagai syarat untuk masuk kawasannya.

Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Kesehatan Kerajaan Mohammed al-Abd al-Ali pada hari Minggu (8/8/2021), untuk menyangkal rumor yang beredar secara online.

Dilansir Alarabiya News, jubir Kemenkes Saudi menegaskan bahwa Arab Saudi belum menyetujui vaksin Sinopharm atau Sinovac terhadap COVID-19.

Namun, warga dan penduduk yang telah menerima suntikan salah satu dari vaksin buatan China tersebut dapat mengambil suntikan booster dari salah satu 4 vaksin yang disetujui pemerintah Saudi.

Empat vaksin yang saat ini disetujui di Kerajaan adalah: Moderna, Pfizer-BioNTech, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca-Oxford.

Baca juga: Arab Saudi Terima Jemaah Umrah Asing Mulai Hari Ini, Setelah Akibat Pandemi Covid-19

Pekan lalu, portal e-visa negara itu mengatakan bahwa Arab Saudi hanya akan mengizinkan masuknya pelancong yang divaksinasi dengan vaksin Sinopharm atau Sinovac jika mereka menerima suntikan booster dari salah satu dari empat vaksin yang disetujui di Kerajaan.

“Tamu yang telah menyelesaikan dua dosis vaksin Sinopharm atau Sinovac akan diterima jika mereka telah menerima dosis tambahan dari salah satu dari empat vaksin yang disetujui di Kerajaan,” kata Kementerian Pariwisata dalam sebuah pernyataan di portal e-visa.

Berita Rekomendasi

Juru bicara itu juga membantah desas-desus bahwa orang telah meninggal di Arab Saudi setelah disuntik vaksin virus corona.

Ia menambahkan agar semua masyarakat tidak boleh percaya desas-desus yang mereka dengar dari sumber tidak resmi tersebut.

Dia juga mendorong masyarakat untuk mendaftar dan menerima vaksin.

Mohammed al-Abd al-Ali mengatakan bahwa sebagian besar kasus COVID-19 yang baru tercatat justru adalah di antara warga dan penduduk yang tidak divaksinasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas