Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

WHO Pertimbangkan Penamaan Varian Covid-19 Berdasarkan Rasi Bintang setelah Huruf Yunani Habis

WHO sebut penamaan varian Covid-19 nantinya mungkin diambil dari rasi bintang, setelah penamaan dengan huruf Yunani telah digunakan semua.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
zoom-in WHO Pertimbangkan Penamaan Varian Covid-19 Berdasarkan Rasi Bintang setelah Huruf Yunani Habis
Freepik: kjpargeter/rawpixel.com
Ilustrasi Covid-19 dan rasi bintang. WHO sebut penamaan varian Covid-19 nantinya mungkin diambil dari rasi bintang, setelah penamaan dengan huruf Yunani telah digunakan semua. 

TRIBUNNEWS.COM - WHO sebut penamaan varian Covid-19 nantinya mungkin diambil dari rasi bintang, setelah penamaan dengan huruf Yunani telah digunakan semua.

Dilansir Sky News, Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis Covid-19 WHO, juga memperingatkan bahwa varian baru yang kebal vaksin "mungkin" bisa muncul.

WHO pertama kali menamai varian Covid-19 dengan huruf alfabet Yunani pada Mei lalu.

Sejauh ini, 11 varian telah diberi nama - termasuk strain Delta, Beta dan Alpha.

Dr Maria Van Kerkhove mengatakan kepada Telegraph, WHO sedang mencari nama-nama baru jika semua 24 huruf alfabet Yunani telah habis.

Saat ini, penamaan dengan rasi bintang sedang dipertimbangkan.

Baca juga: Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Sikapi Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia

Baca juga: Daftar Negara yang Lanjutkan Booster atau Vaksinasi Covid-19 Dosis Ketiga, Meski WHO Tak Menyarankan

Dr Maria Van Kerkhove
Dr Maria Van Kerkhove (Twitter GHS)

Ini berarti varian virus corona dapat dinamai berdasarkan rasi bintang seperti Orion, Hydra, Crux, Pegasus, Leo dan lainnya.

Berita Rekomendasi

Dr Van Kerkhove mengatakan: "Kami mungkin akan kehabisan alfabet Yunani, tetapi kami sudah mempertimbangkan rangkaian nama berikutnya."

"Kami sebenarnya sedang mempertimbangkan konstelasi bintang."

WHO sedang mencari proposal untuk memastikan tidak ada dirugikan dengan nama-nama itu, tambahnya.

Ia sebelumnya memperingatkan penamaan varian berdasarkan di mana mereka pertama kali diidentifikasi dapat berakibat pada "stigmatisasi" suatu negara atau tempat.

Tahun lalu, ia membuat permintaan untuk sistem penamaan baru untuk menghindari hal ini terjadi.

Sementara itu, Dr Van Kerkhove mengklaim varian baru yang dapat menghindari tindakan pencegahan seperti vaksin adalah "ancaman nyata".

Inilah sebabnya mengapa negara-negara "kritis" tidak hanya mengandalkan vaksin, tetapi juga mengandalkan segala cara untuk menurunkan transmisi, tambahnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas