Pegawai Kereta Jerman Mogok Kerja, Minta Gaji Naik dan Bonus Covid-19 Sebesar Rp 10 Juta
Pekerja kereta api nasional di Jerman melakukan mogok kerja hingga banyak jadwal kereta jarak jauh batal berangkat, pada Rabu (11/8/2021).
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Pekerja kereta api nasional di Jerman melakukan mogok kerja hingga banyak jadwal kereta jarak jauh batal berangkat, pada Rabu (11/8/2021).
Dilansir AP News, menanggapi hal ini, wisatawan diimbau untuk menjadwalkan ulang tiket kereta mereka.
Selain itu anak-anak di Berlin dan kota besar lainnya diminta menggunakan bus atau trem untuk pergi ke sekolah.
Operator kereta nasional, Deutsche Bahn mengatakan, pemogokan karyawan selama dua hari ini mengakibatkan hanya seperempat KA Jarak Jauh yang bisa beroperasi pada Rabu dan Kamis.
Baca juga: Perawat di Jerman Ganti Vaksin Covid-19 dengan Cairan Saline, 9.000 Orang Harus Divaksin Ulang
Baca juga: Jerman Tolak Pengiriman Kembali Bundeswehr ke Afganistan
Perusahaan meminta calon penumpang membatalkan perjalanan yang tidak penting.
Pihaknya juga berjanji akan mencabut aturan pembatasan Covid-19 sehingga nanti semua kursi kereta bisa dipesan.
Anggota serikat GDL memulai pemogokan Selasa (10/8/2021) malam waktu Jerman.
Serikat pekerja mengatakan, 95% anggotanya menginginkan kenaikan gaji.
Serikat pekerja menuntut kenaikan gaji hingga 3,2%.
Selain itu mereka juga meminta "bonus virus corona" satu kali sebesar 600 euro (sekira Rp 10,1 juta).
Operator kereta Jerman Deutsche Bahn telah menolak tuntutan tersebut.
Ini karena perusahaan mengalami kerugian senilai miliaran euro sejak awal pandemi.
Banjir yang baru-baru ini melanda Jerman juga merusak banyak rel kereta api.
Sebanyak 11 dari 16 negara bagian Jerman memasuki liburan musim panas, sehingga banyak wisatawan yang bergantung pada kereta api untuk berwisata.