Taliban Sudah Menguasai Kabul, Ashraf Ghani Tinggalkan Afghanistan, Ingin Cegah Pertumpahan Darah
Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Afghanistan setelah Taliban menguasai ibu kota Kabul, ingin mencegah pertumpahan darah.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Afghanistan setelah Taliban memasuki wilayah ibu kota Kabul.
Ghani mengatakan ia ingin menghindari pertumpahan darah, menandakan berakhirnya eksperimen Barat selama 20 tahun yang bertujuan untuk membangun kembali Afghanistan.
Taliban menyebar ke seluruh ibu kota pada Minggu (15/8/2021) dan menguasai istana kepresienan.
AlJazeera memperoleh rekaman eksklusif komandan Taliban di istana, terlihat pula puluhan pejuang bersenjata.
Kabul dicekam kepanikan, dengan helikopter berlalu-lalang di atas kota sepanjang hari untuk mengevakuasi anggota kedutaan Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Siapa Taliban dan Apa yang Terjadi saat Ini di Afghanistan? Berikut 5 Hal yang Perlu Diketahui
Baca juga: Aksi Pasukan Taliban Saat Sweeping Rumah Mewah Milik Petinggi Militer Afghanistan
Asap membubung di dekat kompleks kedutaan saat staf menghancurkan dokumen penting dan bendera AS diturunkan.
Beberapa negara Barat yang ada di Afghanistan juga bersiap untuk menarik orang-orang mereka keluar.
Orang-orang Afghanistan yang takut bahwa Taliban bisa menerapkan kembali aturan brutal yang menghilangkan hak-hak wanita, bergegas meninggalkan negara itu.
Mereka mengantre di mesin ATM untuk menarik tabungan.
Orang-orang miskin - yang telah meninggalkan rumah di pedesaan demi keamanan ibu kota - tinggal di taman dan ruang terbuka di seluurh kota.
Saat Taliban mendekat ke arah Kabul, Presiden Ashraf Ghani terbang ke luar negeri.
"Mantan Presiden Afghanistan meninggalkan Afghanistan, meninggalkan negara dalam situasi sulit ini," kata Abdullah, Kepala Dewan Rekonsiliasi Nasional Afghanistan.
"Tuhan harus meminta pertanggungjawabannya."
Ghani kemudian mengunggah di Facebook bahwa dia memilih meninggalkan Afghanistan untuk mencegah pertumpahan darah di ibu kota, tanpa mengatakan ke mana dia pergi.