Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Taliban Sudah Menguasai Kabul, Ashraf Ghani Tinggalkan Afghanistan, Ingin Cegah Pertumpahan Darah

Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Afghanistan setelah Taliban menguasai ibu kota Kabul, ingin mencegah pertumpahan darah.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Taliban Sudah Menguasai Kabul, Ashraf Ghani Tinggalkan Afghanistan, Ingin Cegah Pertumpahan Darah
PRESS OFFICE OF PRESIDENT OF AFGHANISTAN / AFP
Foto resmi yang diambil pada 7 Agustus 2020 dan dirilis oleh Kantor Pers Presiden Afghanistan, memperlihatkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani memberi isyarat jari telunjuk saat ia berbicara pada hari pertama pertemuan akbar majelis Loya Jirga di Aula Loya Jirga di Kabul. Ribuan warga Afghanistan memulai pertemuan selama tiga hari di Kabul pada 7 Agustus untuk memutuskan apakah akan membebaskan sekitar 400 tahanan Taliban. 

Media lokal melaporkan Ghani pergi ke Tajikistan.

Ribuan rakyat Afghanistan mengungsi dan tidur di pinggir jalan di ibu kota Kabul. Mereka melarikan diri setelah kampung halaman mereka yang diserang Taliban. (Sumber: BBC )
Ribuan rakyat Afghanistan mengungsi dan tidur di pinggir jalan di ibu kota Kabul. Mereka melarikan diri setelah kampung halaman mereka yang diserang Taliban. (Sumber: BBC ) (Via Kompas.TV)

Baca juga: Kepanikan Warga Afghanistan, Kabul Satu-satunya Kota Utama yang Belum Dikuasai Taliban

Baca juga: Taliban Mulai Memasuki Ibu Kota Afghanistan, Sebut Tidak akan Ambil Kabul dengan Paksa

Ghani mengatakan dia yakin "patriot yang tak terhitung jumlahnya akan menjadi martir dan kota Kabul akan dihancurkan" jika dia tetap tinggal.

"Taliban telah menang dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pemeliharaan diri warga negara mereka," ujarnya.

Meski Taliban telah menjanjikan transisi damai, kedutaan AS menangguhkan operasi dan memperingatkan orang Amerika pada Minggu sore, agar berlindung di tempat dan tidak mencoba pergi ke bandara.

Penerbangan komersial dihentikan setelah tembakan sporadis meletus di bandara, menurut dua pejabat senior militer AS yang berbicara pada kantor berita The Associated Press.

Evakuasi berlanjut dengan penerbangan militer, tetapi penghentian lalu lintas komersial menutup salah satu rute terakhir yang tersedia bagi warga Afghanistan yang melarikan diri.

Minggu malam, pejuang Taliban dikerahkan di Kabul, mengambil alih pos polisi yang ditinggalkan dan berjanji akan menjaga hukum dan ketertiban selama masa transisi.

Berita Rekomendasi

Taliban telah merebut 26 dari 34 ibu kota provinsi Afghanistan sejak 6 Agustus.

Padahal, miliaran dolar dihabiskan oleh AS dan NATO selama hampir 20 tahun untuk membangun pasukan keamanan Afghanistan.

Hanya beberapa hari sebelumnya, penilaian militer AS memperkirakan perebutan wilayah yang dilakukan akan terjadi selama sebulan sebelum mereka tiba di ibu kota.

Sebaliknya, Taliban dengan cepat mengalahkan, mendorong pasukan keamanan Afghanistan melarikan diri, meski mereka mendapat dukungan udara dari militer AS.

Baca juga: Kisah Wanita Afghanistan saat Taliban Masuk ke Kotanya: Sekarang Harus Sembunyi dan Tinggal di Rumah

Baca juga: UPDATE Konflik di Afghanistan, Taliban Luncurkan Serangan Baru di Kota Utama Wilayah Utara

Rob McBride dari AlJazeera, melaporkan dari Kabul, mengatakan itu adalah hari "perkembangan luar biasa", karena Ghani diperkirakan akan terlibat dalam negosiasi mengenai transfer kekuasaan.

"Saya pikir semua orang menerima, itu akan menjadi semacam kesepakatan yang tidak akan melibatkan Ashraf Ghani," ujarnya.

"Tapi, saya tidak berpikir ada yang mengantisipasi bahwa dia akan meninggalkan Afghanistan sepenuhnya dan begitu cepat," lanjutnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas