Ditemukan 1 Kasus Positif Covid-19, Selandia Baru Lockdown Nasional
Selandia Baru mengumumkan akan menerapkan lockdown setelah seorang pria dinyatakan positif Covid-19
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Selandia Baru mengumumkan akan menerapkan lockdown setelah seorang pria dinyatakan positif Covid-19, kasus pertama dalam enam bulan, BBC melaporkan.
Kasus lokal itu terdeteksi di Auckland, yang akan di-lockdown selama seminggu, sementara negara bagian lain akan di-lockdown selama tiga hari.
Lockdown akan dimulai malam ini pukul 23.59 malam waktu setempat.
Pihak berwenang mengatakan mereka sedang bersiap dengan asumsi bahwa kasus baru itu adalah varian Delta.
Coromandel, kota pesisir yang sempat kunjungi pasien tersebut, juga akan di-lockdown selama tujuh hari.
Baca juga: 4 Diaspora Inspiratif Harumkan Nama Indonesia di Selandia Baru, Ada Peternak Hingga Dalang
Baca juga: Selandia Baru Izinkan Turis yang Sudah Divaksinasi Masuk, dari Indonesia dan Fiji Sementara Dibatasi
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan aturan "level 4" terberat diperlukan, yaitu menutup sekolah, kantor, dan semua bisnis dengan hanya layanan penting yang tetap beroperasi.
"Saya ingin meyakinkan Selandia Baru bahwa kami telah merencanakan kemungkinan ini. Bekerja keras dan lebih awal telah berhasil bagi kami sebelumnya," katanya Selasa (17/8/2021).
Pasien adalah seorang pria berusia 58 tahun, yang diyakini telah terpapar Covid-19 sejak Kamis (12/8/2021) lalu.
Setidaknya ada 23 lokasi potensial penularan.
Dilaporkan ada kesibukan di supermarket di Auckland, karena penduduk setempat mengantisipasi lockdown ini.
Para pejabat mengatakan perlu tanggapan yang tepat karena ketakutan akan varian Delta.
Data yang dirilis Kementerian Kesehatan Selandia Baru, Senin, menunjukkan semua kasus Covid-19 yang terdeteksi di perbatasan negara itu dalam beberapa pekan terakhir adalah varian Delta.
"Kami telah melihat apa yang bisa terjadi di tempat lain jika kami gagal mengatasinya."
"Kami hanya memiliki satu kesempatan," kata Ardern dalam pidato nasional yang disiarkan televisi.
Selandia Baru telah berhasil menghilangkan virus dari dalam perbatasannya, meskipun perbatasan internasionalnya sebagian besar tetap ditutup.
Namun, program vaksinasi cenderung lambat.
Hanya sekitar 20% orang yang divaksinasi penuh dan baru 33% orang telah menerima satu dosis, menurut Our World in Data.
Selandia Baru Tutup Perbatasan hingga Awal 2022
Selandia Baru harus menutup perbatasannya hingga awal 2022 dan akan membuka kembali hanya setelah sebagian besar orang dewasanya telah divaksinasi terhadap virus corona.
Kabar ini disampaikan panel yang ditunjuk pemerintah Selandia Baru dalam konferensi pers pada hari Rabu (11/8/2021) seperti yang dilaporkan Alarabiya.
Negara ini berpegang pada strategi lockdown untuk menghilangkan virus dan menghindari ketegangan sistem kesehatannya, dengan virus bermutasi dengan cepat di luar negeri.
"Kelompok penasihat menganggap bahwa strategi eliminasi tidak hanya layak, tetapi juga pilihan terbaik pada tahap pandemi ini," kata panel dalam sebuah laporan.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern telah memenangkan pujian global karena menahan transmisi lokal COVID-19 melalui penguncian yang ketat dan menutup perbatasan pada Maret 2020.
Negara ini hanya mencatat 2.500 kasus dan 26 kematian saat itu.
"Tantangan menangani impor virus secara teratur melalui perbatasan kita tidak boleh diremehkan," kata panel itu dalam sebuah laporan.
Baca juga: Covid-19 Melonjak, Selandia Baru Minta Warga Negaranya Pulang Tinggalkan Australia
"Oleh karena itu kami mendukung gagasan bahwa pembukaan kembali perbatasan pada tahun 2022 harus dimulai dengan cara yang direncanakan dengan hati-hati dan bertahap …" katanya
"Kita perlu berbuat lebih banyak untuk lebih memperkuat perbatasan kita dan memperkuat pertahanan kesehatan kita, termasuk melalui peluncuran vaksin, sebelum kita dapat dengan aman membuka perbatasan lebih jauh, dan itu akan membutuhkan sedikit lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri dengan baik," kata Menteri Kesehatan Ayesha dalam sebuah pernyataan.
Dia mengatakan saran panel telah berkembang karena munculnya varian Delta yang sangat menular.
Bisnis dan sektor publik yang menghadapi kekurangan pekerja telah menyerukan pembukaan yang lebih cepat, tetapi panel mengatakan itu akan membuat negara itu rentan terhadap infeksi.
Ardern pekan lalu membuka perjalanan bebas karantina satu arah untuk pekerja musiman dari Samoa, Tonga, dan Vanuatu untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di industri hortikultura.
Selandia Baru menangguhkan "bubble" perjalanan bebas karantina dengan Australia pada Juli menyusul wabah varian Delta di sana.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Larasati Dyah Utami)
Berita lainnya dari Selandia Baru