Militer Norwegia: Alutsista Kami Mungkin Juga Akan Berakhir di Tangan Taliban
Angkatan Bersenjata Norwegia masih memiliki alutsista yang ditempatkan di bandara internasional di Kabul, ibu kota Afghanistan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, OSLO - Angkatan Bersenjata Norwegia masih memiliki perangkat keras pertahanan (alutsista) yang ditempatkan berbaris di bandara internasional di Kabul, ibu kota Afghanistan.
Peralatan militer itu dimaksudkan untuk disumbangkan kepada pasukan khusus Afghanistan.
Namun, saat ini Alutsista tersebut berisiko berakhir di tangan Taliban.
Hal tersebut disampaikan Kolonel dan Kepala Departemen Logistik, Morten Anderssen di Markas Besar Operasi Gabungan Angkatan Bersenjata Norwegia.
"Peralatan yang ingin kami sumbangkan itu termasuk sepasang kendaraan off-road ringan, ATV, total enam Toyota Land Cruiser lapis baja, sejumlah kontainer, beberapa peralatan dan barang yang telah kami pakai," kata Anderssen.
Baca juga: Wali Kota Perempuan Afghanistan Pasrah Jika Dibunuh Taliban Saya Duduk di Sini Menunggu Mereka
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (18/8/2021), Anderssen menekankan prioritas utama mereka saat ini adalah mengeluarkan personel dari Afghanistan.
Jika seluruh personel militer Norwegia telah ditarik dari negara itu, mereka hanya akan memikirkan terkait apa yang harus dilakukan terhadap material tersebut.
"Kami harus memutuskan apakah kami harus mencoba mendapatkan Land Cruiser ini dan bahan khas lainnya, membuatnya tidak berguna di sana atau menerima kenyataan bahwa itu akan digunakan oleh orang lain," kata Anderssen.
Baca juga: Zabiullah Mujahid Muncul di Hadapan Publik Pertama Kali, Sebut Tak Ingin Warga Afghanistan Pergi
Ia kembali menekankan tujuannya saat ini adalah untuk membawa semuanya kembali ke Norwegia.
Kendati demikian, pihaknya tidak dapat mengesampingkan alutsista itu bisa saja berakhir di tangan Taliban.
Menurutnya, strategi umumnya adalah menggunakan kembali segala sesuatu yang berharga.
Pada saat yang sama, ia juga mengakui beberapa material telah tertinggal di negara itu, karena terkendala biaya pemindahan.
Sementara beberapa material diberikan atau digunakan kembali oleh sekutu mereka di Kabul.
Namun, dirinya kembali menegaskan bahwa meskipun berisiko dikuasai Taliban, dalam skenario terburuk, peralatan tersebut tidak akan secara khusus dapat meningkatkan kemampuan tempur Taliban.
Baca juga: Trump: Penarikan Pasukan AS di Afghanistan Memalukan Terbesar Sejarah AS, China Menertawakan Kita
Ini bukan kali pertama anggota koalisi Barat mengaku 'kehilangan' alat militernya karena Taliban.
Sebelumnya, Juru bicara Gedung Putih mengkonfirmasi bahwa peralatan pertahanan canggih milik Amerika Serikat (AS) yang diberikan kepada pasukan keamanan Afghanistan telah disita Taliban.
Ini terjadi setelah kelompok pemberontak itu menguasai ibu kota Kabul dan menyebabkan jatuhnya pemerintahan yang berkuasa.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pun telah mengundurkan diri dan meninggalkan negara itu serta mengklaim kepergiannya demi mencegah terjadinya pembantaian.