Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Taliban Dapat Keuntungan dari Dana 83 Miliar Dolar yang Dikucurkan AS untuk Afghanistan

Selama 20 tahun, AS mengucurkan dana sebesar 83 miliar Dolar untuk Afghanistan. Tapi, yang mendapat keuntungan justru Taliban.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Taliban Dapat Keuntungan dari Dana 83 Miliar Dolar yang Dikucurkan AS untuk Afghanistan
AFP/WAKIL KOHSAR
Seorang pejuang Taliban menggunakan senapan mesin di atas kendaraan saat mereka berpatroli di sepanjang jalan di Kabul, afghanistan, Senin (16/8/2021), setelah berakhirnya perang 20 tahun Afghanistan dengan cepat, ketika ribuan orang mengerumuni bandara kota yang mencoba melarikan diri dari serangan kelompok garis keras di Afghanistan. (Foto oleh Wakil Kohsar / AFP) 

Di sisi lain, geriyawan Taliban dengan jumlah kecil dan tanpa perlatan canggih mampu menjadi kekuatan yang unggul.

Taliban dengan cepat menguasai kota-kota penting di Afghanistan hingga berhasil menduduki Istana Kepresidenan di Kabul pada Minggu lalu.

Presiden AS, Joe Biden, mengaku tidak mengira pemerintah Afghanistan akan runtuh oleh Taliban secepat ini.

Stephen Biddle, profesor urusan internasional dan publik di Universitas Columbia dan mantan penasihat komandan AS di Afghanistan, mengatakan pengumuman penarikan pasukan oleh Biden memicu keruntuhan.

"Ketika mereka (pasukan Afghanistan) mengetahui bahwa militer Amerika akan pulang, dorongan untuk menyerah tanpa perlawanan 'menyebar seperti api'," katanya.

Latihan pembangunan kekuatan Afghanistan sangat bergantung pada sumbangan Amerika, hingga Pentagon membayar gaji pasukan Afghanistan.

Namun dilaporkan dana itu beberapa kali dikorupsi oleh oknum pejabat.

BERITA REKOMENDASI

Dari sekitar USD 145 miliar yang dihabiskan pemerintah AS untuk membangun kembali Afghanistan, sekitar USD 83 miliar digunakan untuk mengembangkan dan mempertahankan tentara dan polisi negara ini, menurut Special Inspector General for Afghanistan Reconstruction.

USD 145 miliar adalah tambahan dari USD 837 miliar yang dihabiskan Amerika Serikat untuk berperang, dimulai sejak invasi pada Oktober 2001.

Dalam foto file ini, personel militer Afghanistan berjalan di dekat bandara selama pertempuran antara militan Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan di Kunduz pada 1 Oktober 2015. Amerika Serikat menyerukan pada 22 Juni 2021 untuk mengakhiri kekerasan di Afghanistan, menyalahkan Taliban pemberontak untuk sebagian besar pertumpahan darah, tiga hari menjelang kunjungan Presiden Ashraf Ghani ke Gedung Putih.
Dalam foto file ini, personel militer Afghanistan berjalan di dekat bandara selama pertempuran antara militan Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan di Kunduz pada 1 Oktober 2015. Amerika Serikat menyerukan pada 22 Juni 2021 untuk mengakhiri kekerasan di Afghanistan, menyalahkan Taliban pemberontak untuk sebagian besar pertumpahan darah, tiga hari menjelang kunjungan Presiden Ashraf Ghani ke Gedung Putih. (Wakil KOHSAR / AFP)

Baca juga: Persenjataan Perang Taliban Semakin Modern

Baca juga: Taliban Tebar Ancaman kepada Wanita Afghanistan, Aktivis : Saya Menangis dan Takut

Dana sebesar USD 83 miliar yang diinvestasikan untuk pasukan Afghanistan selama 20 tahun, besarnya hampir dua kali lipat dari anggaran untuk seluruh Korps Marinir AS tahun lalu.

Biaya ini juga melebihi anggaran pemerintah AS pada tahun lalu untuk memberi bantuan kupon makanan bagi 40 juta warga Amerika Serikat.

Dalam bukunya 'The Afghanistan Papers', jurnalis Craig Whitlock menulis bahwa AS mencoba memaksakan cara-cara Barat kepada rekrutmen militer Afghanistan.


Mereka dinilai tida memikirkan apakah layak miliaran dolar digelontorkan untuk pelatihan para tentara ini.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas