UEA Konfirmasi Keberadaan Ashraf Ghani, Soal Kabur dan Bawa Uang Tunai 169 Juta Dolar AS
Pasukan Afghanistan 'kini bisa mandiri' lantaran tidak hanya memiliki keunggulan dalam jumlah personel militer, namun juga pelatihan dan persenjataan
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ABU DHABI - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Uni Emirat Arab (UEA) telah mengkonfirmasi bahwa mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan keluarganya kini telah berada di UEA.
"Kementerian Luar Negeri UEA dan kerja sama internasional dapat mengkonfirmasi bahwa UEA telah menyambut Presiden Ashraf Ghani dan keluarganya atas dasar kemanusiaan," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan pada Rabu waktu setempat.
UEA tidak memberikan informasi tambahan apapun terkait seperti apa suaka yang diberikan untuk keluarga Ghani, keberadaan persisnya atau siapa yang akan membayar tempat tinggalnya selama ia berada di wilayah syekh Teluk.
Sebelumnya, laporan menunjukkan bahwa Ghani melarikan diri dari Afghanistan ke Tajikistan atau Uzbekistan, sementara informasi lainnya mengindikasikan bahwa ia telah menetap di UEA.
Misi diplomatik Rusia di Kabul pun menuduhnya melarikan diri dari Afghanistan dengan kendaraan yang penuh dengan uang tunai.
Baca juga: Fakta Habib Bahar Berselisih dengan Ryan Jombang di Lapas Gunung Sindur, Diduga Dipicu Masalah Uang
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (18/8/2021), mantan Menteri Pertahanan Afghanistan Bismillah Khan Mohammadi bahkan meminta Interpol untuk menahan Ghani karena dianggap 'menjual' tanah airnya sendiri.
Mohammadi yang juga dilaporkan telah melarikan diri ke UEA setelah jatuhnya kekuasaan Afghanistan ke tangan kelompok Taliban pada hari Minggu lalu, menuduh Ghani telah melakukan korupsi skala besar.
Ia bahkan menuding Ghani 'mengikat tangan tentara Afghanistan di belakang punggungnya' untuk mencegah mereka melakukan pertempuran dengan Taliban.
Seorang diplomat di Kedutaan Besar Rusia di Kabul, ibu kota Afghanistan mengatakan bahwa Ghani melarikan diri dari Kabul dengan membawa empat mobil yang penuh uang tunai.
Bahkan karena uang yang dibawanya terlalu banyak, para ajudannya terpaksa meninggalkan sebagian uang itu di landasan pacu setelah memasukkan sebagian ke dalam helikopter.
Sementara pada hari Rabu, The Daily Mail melaporkan bahwa Ghani kemungkinan telah menyelundupkan sebanyak 169 juta dolar Amerika Serikat (AS) ke luar negeri, namun media itu tidak merinci dari mana angka itu didapat.
Perlu diketahui, pemerintah Afghanistan telah mengalami keruntuhan pada akhir pekan kemarin, yakni kurang dari dua minggu setelah Taliban memulai serangannya untuk merebut daerah perkotaan.
Jatuhnya Afghanistan juga hampir tepat empat bulan setelah Presiden AS Joe Biden pada April lalu mengumumkan bahwa semua pasukan AS akan ditarik keluar dari Afghanistan sebelum masa akhir perang.
Pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban tentu membuat kaget komunitas internasional.
Karena pejabat AS memastikan bahwa pasukan keamanan Afghanistan 'kini bisa mandiri' lantaran tidak hanya memiliki keunggulan dalam jumlah personel militer, namun juga pelatihan dan persenjataan, serta keuntungan dari angkatan udara yang selama ini dipasok AS.