'Pembalasan Cepat dan Fatal', Taliban Buru Warga yang Kerja Sama dengan Pasukan AS dan Sekutu
Setelah pengambilalihan secara cepat yang dilakukan Taliban terhadap Afghanistan di tengah penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dan NATO, pemerintah
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Setelah pengambilalihan secara cepat yang dilakukan Taliban terhadap Afghanistan di tengah penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dan NATO, pemerintahan Afghanistan pun runtuh.
Keruntuhan ini ditandai dengan masuknya Taliban ke ibu kota Afghanistan, Kabul, dan kaburnya Presiden Ashraf Ghani dari negara itu.
Negara-negara Barat pun telah bergegas untuk mengevakuasi warga dan staf diplomatik mereka.
Pertanyaan yang tersisa saat ini adalah tentang bagaimana nasib warga Afghanistan yang membantu pasukan asing selama dua dekade terakhir.
Sebagian ada yang mendapatkan suaka di negara lain dan ikut dalam evakuasi yang dilakukan AS serta sekutu, lalu bagaimana dengan yang masih ada di Afghanistan?
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (20/8/2021), ada laporan yang berkembang bahwa Taliban sedang mencari orang-orang yang mereka yakini bekerja atau berperang bersama pasukan AS dan NATO yang saat ini sedang menyelesaikan penarikan mereka dari Afghanistan.
Baca juga: PBB: Taliban Mencari Orang yang Bekerja untuk Pihak Asing secara Door to Door
Sementara itu, ribuan anggota pasukan keamanan Afghanistan pun telah lari ke negara lain, seperti Iran atau Uzbekistan selama beberapa pekan terakhir, karena Taliban secara cepat menyapu seluruh negeri.
Padahal mereka selama ini dibiayai 'miliaran dolar' oleh AS dan sekutunya untuk pelatihan dan pengadaan senjata demi menahan serangan Taliban selama dua dekade terakhir.
Sedangkan beberapa pasukan lainnya memutuskan untuk menyerah.
Karena mereka yang memilih untuk melakukan perlawanan, saat ini diburu oleh kelompok itu yang kini telah menguasai Afghanistan.
Menurut mantan pejabat Afghanistan yang dikutip dalam laporan rahasia yang disiapkan untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), para militan Taliban dilaporkan pergi dari pintu ke pintu, mengancam anggota keluarga pasukan militer Afghanistan dengan ancaman 'penangkapan' jika mereka tidak dapat menemukan orang yang dicari.
Dokumen tersebut disediakan oleh Pusat Analisis Global Norwegia dan dibagikan secara internal di PBB dan dilihat The New York Times.