Taliban Berjanji akan Memaafkan Ashraf Ghani jika Kembali ke Afghanistan, Klaim Telah Menang Besar
Taliban berjanji akan memaafkan Ashraf Ghani jika sang presiden kembali ke Afghanistan.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
Haqqani menuturkan, bukan Taliban yang berperang melawan Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Rusia: Taliban adalah Penguasa Sah, Tidak Ada Alternatif Selain Mereka di Afghanistan
Baca juga: Profil Letkol Pnb Ludwig Bayu, Sosok di Balik Evakuasi WNI dari Afghanistan oleh TNI AU
Taliban, kata Haqqani, telah memutuskan untuk mengangkat senjata melawan AS setelah negeri Paman Sam menyerang tanah air mereka dan berperang melawan budaya, agama, serta negaranya.
"Amerika menggunakan senjata melawan kami, di tanah air kami," ucapnya.
Ia melanjutkan, Tuhan telah memberi senjata AS pada Taliban sebagai rampasan perang.
Lebih lanjut, ia mengklaim Taliban telah mencapai kemenangan besar atas musuh-musuh mereka, yaitu tentara Afghanistan yang terdiri dari 350 ribu prajurit dan didukung oleh AS, NATO, serta negara-negara lain.
Taliban Sebut Pemerintah Inklusif akan Dibentuk
Haqqani mengatakan, Taliban ingin semua negara Muslim berdamai satu sama lain.
Ia menyarankan negara-negara di seluruh dunia untuk memberikan hak kepada warganya.
Masih mengutip Geo News, Haqqani juga menyebut pemerintah inklusif akan dibentuk di Afghanistan.
"Orang-orang terpelajar yang berkemampuan tinggi akan membentuk pemerintahan di Afghanistan," ia bersumpah.
"Orang-orang yang menyatukan massa akan dimasukkan dalam pemerintahan baru."
Baca juga: SOSOK Mullah Abdul Ghani Baradar, Pemimpin Taliban yang Pulang Kampung setelah 20 Tahun Pengasingan
Baca juga: SOSOK Zabihullah Mujahid Jubir Taliban yang Akhirnya Muncul, Selama Ini Hanya Bersuara via Telepon
Menjanjikan pemerintahan yang akan mewakili semua kelompok di Afghanistan, Haqqani mengatakan orang-orang dari semua aliran berjanji setia pada Taliban.
Hal senada soal pemerintahan inklusif juga telah diungkapkan adik Ashraf Ghani, Hashmat Ghani, sebelumnya.
Kepada AlJazeera, ia mengatakan telah menerima pengambilalihan kekuasaan negara oleh Taliban.