Terapi Koktail Antibodi Chugai di Jepang Sudah Dipakai 10.000 Orang
Ronapreve memiliki berbagai dampak sesuai laporan dari pemerintah Inggris berdasarkan penelitian terhadap 100 orang, satu orang terkena efek samping.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengungkapkan, terapi koktail antibodi untuk membantu menyembuhkan Covid-19 telah dilakukan terhadap 10.000 orang.
"PM Suga telah menyampaikan bahwa koktail antibodi Ronapreve telah dipakai pada 10.000 orang," papar Osamu Okuda, President & CEO at Chugai Pharmaceutical Co., Ltd dalam jumpa pers, Jumat (27/8/2021) di klub wartawan asing Jepang.
Namun Sekretaris Kabinet meralatnya menjadi 5.600 orang.
"Sekretaris kabinet Katsunobu Kato meralatnya menjadi 5.600 orang," kata dia.
Chugai Pharmaceutical Co.Ltd menjadi distributor Ronapreve di Jepang yang telah disahkan penggunaan dan distribusinya oleh pemerintah Jepang khususnya Kementerian Kesehatan Jepang.
Bahkan ada isu kontrak dengan pemerintah Jepang mencapai 200.000 Ronapreve.
"Maaf soal angka kami tak bisa berkomentar, tetapi kami telah teken kontrak dengan pemerintah Jepang," tambahnya.
Ronapreve memiliki berbagai dampak (side effect) sesuai laporan dari pemerintah Inggris berdasarkan penelitian terhadap 100 orang, satu orang terkena efek samping tersebut.
Laporan pemerintah Inggris menyebutkan dampak sampingnya antara lain merasa sakit (mual), panas dingin, pusing (pingsan), ruam gatal-gatal, rasa panas, kemerahan, gatal, memar, bengkak, nyeri atau ruam gatal di tempat suntikan serta pembengkakan kelenjar getah bening di dekat tempat suntikan.
Baca juga: Terapi Koktail Antibodi di Jepang Dapat Diberikan untuk Pasien Covid-19 Gejala Ringan
"Kita memang harus menjelaskan semua sebanyak mungkin informasi potensi efek itu kepada masyarakat antara lain melalui online," papar Okuda kepada Tribunnews.com.
Namun untuk Covid-19 saat ini Ronapreve juga menjadi pilihan untuk menekan jumlah pasien berat Covid-19 yang ada di Jepang semakin banyak.
"Terpenting sesuai prosedur yang dibuat kementerian Kesehatan, pemberian koktail antibodi itu harus di lembaga yang ada tempat menginap bagi pasien. Namun kini sudah bisa untuk outpatient sehingga lebih mudah lagi masyarakat bisa berobat tanpa harus menginap di rumah sakit," tambahnya.
Sementara itu beasiswa dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.