Rayakan Penarikan Pasukan AS di Bandara Kabul, Taliban Sebut Afghanistan Negara Bebas dan Berdaulat
Taliban merayakan kemenangan setelah pasukan AS keluar dari bandara Kabul. Taliban mengumumkan Afghanistan adalah negara yang bebas dan berdaulat.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Taliban merayakan kemenangannya setelah penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Selasa (31/8/2021)
Pejuang Taliban segera mengambil alih bandara Kabul ketika pasukan AS yang terakhir, keluar dari negara itu.
Mereka kemudian menembakkan senjata dan kembang api ke langit malam Kabul.
Taliban mengatakan, keluarnya pasukan AS setelah 20 tahun menduduki Afghanistan adalah sebuah momen bersejarah.
Berbicara kepada wartawan dari bandara Kabul, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan, Afghanistan adalah negara yang bebas dan berdaulat.
Baca juga: Pejuang Taliban Kenakan Seragam Militer AS Saat Rayakan Penarikan Pasukan di Bandara Kabul
"Kami tidak memiliki keraguan bahwa Imarah Islam Afghanistan adalah negara yang bebas dan berdaulat," kata Zabihullah Mujahid sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Setelah keluarnya pasukan AS, lanjut Zabihullah Mujahid, Taliban ingin memiliki hubungan baik dengan negara-negara lain di seluruh dunia.
Taliban juga berjanji kepada warga Afghanistan bahwa mereka akan melindungi kebebasan, kemerdekaan, dan nilai-nilai Islam.
"Amerika dikalahkan dan atas nama bangsa saya, kami ingin memiliki hubungan baik dengan seluruh dunia," kata Zabihullah Mujahid.
Sebelumnya, Jenderal Marinir Frank McKenzie, kepala Komando Pusat AS mengumumkan, pasukan AS terakhir terbang keluar dari Kabul tepat sebelum tengah malam waktu setempat.
Baca juga: Taliban Sempat Tawari Militer AS Untuk Amankan Kabul, Tapi Ditolak
Frank McKenzie mengatakan, AS tidak mengeluarkan semua orang yang ingin mereka keluarkan.
Akan tetapi, jika AS diberi waktu 10 hari lagi di Afghanistan, mereka akan mengeluarkan semua orang yang mereka inginkan.
"Kami tidak mengeluarkan semua orang yang ingin kami keluarkan. Tapi saya pikir jika kami tinggal 10 hari lagi, kami tidak akan mengeluarkan semua orang yang kami inginkan," kata Frank McKenzie.
Taliban Bicara degan Qatar dan Turki
Taliban sedang dalam pembicaraan dengan Qatar dan Turki tentang pengelolaan bandara Kabul.
Bandara Kabul tidak memiliki layanan kontrol lalu lintas udara karena militer AS telah ditarik dari Afghanistan.
Baca juga: Taliban: Amerika Telah Kalah, Kami Ingin Berhubungan Baik dengan Seluruh Dunia
Untuk itu, Taliban ingin mengamankan bandara sesegera mungkin sehingga orang yang ingin meninggalkan Afghanistan dapat melakukannya dengan menggunakan penerbangan komersial.
"Resolusi Dewan Keamanan tentang pengamanan bandara harus dilaksanakan. Ada pembicaraan yang sedang berlangsung dengan Qatar dan Turki tentang pengelolaan bandara. Kita harus menuntut agar akses ke bandara aman," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian pada Selasa (31/8/2021), dikutip dari Al Jazeera.
Dengan penarikan pasukan AS, pesawat sipil Amerika dilarang beroperasi di negara itu kecuali diberi izin sebelumnya, kata Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA), Senin (30/8/2021).
FAA mengatakan dalam sebuah pernyataan, karena kurangnya layanan lalu lintas udara dan otoritas penerbangan sipil yang berfungsi di Afghanistan, serta masalah keamanan yang sedang berlangsung, operator sipil AS, pilot, dan pesawat sipil terdaftar AS dilarang beroperasi di ketinggian mana pun di sebagian besar Afghanistan.
Baca juga: Taliban Janji Atasi ISIS, Berharap Serangan Berhenti Ketika AS Keluar dari Afghanistan
Awal bulan ini, militer AS mengatakan telah mengambil tanggung jawab kontrol lalu lintas udara di Kabul untuk memfasilitasi evakuasi puluhan ribu orang dari Afghanistan.
FAA mengatakan operator sipil AS dapat terus menggunakan satu rute jet ketinggian tinggi di dekat perbatasan timur jauh untuk penerbangan.
Setiap operator pesawat sipil AS yang ingin terbang pergi/keluar atau di atas Afghanistan harus mendapat izin terlebih dahulu dari FAA.
Pada 18 Agustus, FAA mengatakan maskapai penerbangan AS dan pilot sipil dapat terbang ke Kabul untuk melakukan penerbangan evakuasi atau bantuan dengan persetujuan Departemen Pertahanan AS sebelumnya.
Maskapai penerbangan AS membantu mengangkut ribuan pengungsi bulan ini tetapi melakukan penerbangan dari bandara di luar Afghanistan.
Uzbekistan Hanya Izinkan Transit Udara Warga Afghanistan ke Jerman
Uzbekistan akan membantu orang-orang yang melarikan diri dari pemerintahan Taliban di negara tetangga Afghanistan untuk transit ke Jerman.
Akan tetapi bantuan tersebut hanya akan terbatas pada mereka yang terbang untuk waktu yang singkat, kata pemerintah.
Kementerian luar negeri Uzbekistan mengatakan, perbatasan darat Uzbekistan dengan Afghanistan tetap ditutup.
Selain itu, bantuan akan dibatasi untuk memungkinkan transit udara orang-orang yang hanya akan tinggal di negara itu untuk waktu yang singkat.
Pemerintah Tashkent mengatakan semua upaya untuk melintasi perbatasan darat akan dihentikan.
Baca juga: Taliban Izinkan Wanita Afghanistan Melanjutkan Pendidikan, tapi Larang Keras Kelas Campuran
Jepang Pindahkan Kedutaan di Kabul ke Qatar
Diplomat top Jepang mengatakan negaranya untuk sementara memindahkan kedutaannya dari Afghanistan ke Turki, tetapi sekarang berencana untuk memindahkannya ke Qatar.
Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi mengatakan kepada wartawan, pembicaraannya dengan para pemimpin di kawasan itu menunjukkan, Doha, ibu kota Qatar, akan membawa kepentingan politik yang semakin besar.
"Saya yakin berbagai bentuk komunikasi akan terjadi," kata Motegi.
Janji Taliban pada Jerman
Jerman akan menunggu Taliban untuk membentuk pemerintahan baru untuk melihat apakah kelompok itu akan menghormati janji mereka.
Janji yang dimaksud yakni, mengizinkan warga sipil meninggalkan Afghanistan dengan penerbangan dari bandara Kabul, kata Menteri Luar Negeri Heiko Maas.
Baca juga: Resolusi PBB: Taliban Harus Bolehkan Warga Tinggalkan Afghanistan, Rusia dan China Abstain
"Taliban telah berjanji, tetapi dalam beberapa hari dan minggu mendatang kami akan mengetahui apakah kami dapat mengandalkan itu," kata Maas.
"Taliban ingin membentuk pemerintahan baru, dan ini akan memberi kami indikasi apakah permintaan kami agar inklusif terpenuhi," tambahnya.
Kedubes AS akan Bantu Warga Afghanistan dari Qatar
Kedutaan Besar AS di Kabul menghentikan operasi pada Selasa, 31 Agustus, kata situs webnya.
Namun, mereka akan terus membantu warga sipil dan keluarga mereka di Afghanistan dari Doha, Qatar.
"Sementara pemerintah AS telah menarik personelnya dari Kabul, kami akan terus membantu warga AS dan keluarga mereka di Afghanistan dari Doha, Qatar," kata situs web tersebut.
Baca berita lain seputar Konflik di Afghanistan
(Tribunnews.com/Rica Agustina)