Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Update Konflik Afghanistan: Penolong Biden Minta Diselamatkan, AS Bantah Telantarkan Anjing di Kabul

Presiden AS, Joe Biden mengatakan penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan adalah pilihan terbaik untuk mengakhiri misi militer terpanjang.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
zoom-in Update Konflik Afghanistan: Penolong Biden Minta Diselamatkan, AS Bantah Telantarkan Anjing di Kabul
AFP/WAKIL KOHSAR
Anggota unit militer Taliban Badri 313 mengenakan seragam militer AS, mengendarai kendaraan di landasan pacu bandara di Kabul, Selasa (31 Agustus 2021), setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu untuk mengakhiri perang 20 tahun yang brutal -- perang yang dimulai dan berakhir dengan kekuasaan Islamis garis keras. (Wakil KOHSAR/AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS, Joe Biden mengatakan penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan adalah pilihan terbaik untuk mengakhiri misi militer terpanjang.

Menurut Biden, pilihan lain selain menarik pasukan adalah terus berperang.

"Kami berhasil dalam apa yang ingin kami lakukan di Afghanistan lebih dari satu dekade lalu. Dan kami tinggal selama satu dekade lagi. Sudah waktunya untuk mengakhiri perang ini.

"Keputusan tentang Afghanistan ini bukan hanya tentang Afghanistan. Ini tentang mengakhiri era operasi militer besar untuk membentuk kembali negara lain," kata Biden, pada Selasa (31/8/2021) setelah tentara AS terakhir keluar dari bandara Kabul.

Baca juga: Pesawat C-17 Globemaster Angkut Kloter Terakhir Pasukan AS, Akhiri Misi 20 Tahun di Afghanistan

Baca juga: Rayakan Penarikan Pasukan AS di Bandara Kabul, Taliban Sebut Afghanistan Negara Bebas dan Berdaulat

Presiden AS Joe Biden berhenti sejenak saat mendengarkan pertanyaan dari seorang reporter tentang situasi di Afghanistan di Ruang Timur Gedung Putih pada 26 Agustus 2021 di Washington, DC. Sedikitnya 12 tentara Amerika tewas pada Kamis akibat serangan bom bunuh diri di dekat Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan.
Presiden AS Joe Biden berhenti sejenak saat mendengarkan pertanyaan dari seorang reporter tentang situasi di Afghanistan di Ruang Timur Gedung Putih pada 26 Agustus 2021 di Washington, DC. (Drew Angerer/Getty Images/AFP)

Kepergian AS sekaligus mengakhiri Perang Afghanistan yang telah berjalan selama 20 tahun.

Taliban bersuka cita dan menyatakan Amerika Serikat telah kalah dari kelompoknya, meskipun di saat yang sama banyak warga Afghanistan yang ketakutan.

Berikut update terbaru kondisi Afghanistan pasca AS pergi:

Berita Rekomendasi

1. Bandara Kabul Sepi

Anggota unit militer Taliban Badri 313 mengamankan bandara mengenakan seragam militer AS, di Kabul, Selasa (31 Agustus 2021), setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu untuk mengakhiri perang brutal selama 20 tahun -- perang yang dimulai dan diakhiri dengan kelompok Islam garis keras. Dalam kekuatan. (Wakil KOHSAR/AFP)
Anggota unit militer Taliban Badri 313 mengamankan bandara mengenakan seragam militer AS, di Kabul, Selasa (31 Agustus 2021), setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu untuk mengakhiri perang selama 20 tahun. (AFP/WAKIL KOHSAR)

Dilaporkan Al Jazeera, bandara Kabul nampak sepi setelah penarikan pasukan AS berakhir. 

Dikabarkan, Turki dan Qatar setuju membantu Taliban mengoperasikan Bandara Internasional Hamid Karzai, yang masih tertutup untuk pesawat komersial dan militer.

2. Penolong Biden Minta Bantuan

Seorang penerjemah Afghanistan yang pernah membantu menyelamatkan Joe Biden ketika masih menjadi senator serta dua orang pejabat AS meminta bantuan.

Diketahui saat itu helikopter yang ditumpangi Biden terdampar di badai salju di Afghanistan.

Kini penerjemah itu meminta Presiden AS menyelamatkan dia dan keluarga.

Dalam wawancaranya bersama The Wall Street Journal, Mohammed mengatakan dia, istri, dan keempat anaknya harus bersembunyi dari Taliban setelah bertahun-tahun gagal menuju AS.

"Jangan lupakan saya di sini," kata pria ini.

3. Hutang Budi Inggris pada Afghanistan

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson pada Rabu, mengatakan bahwa negaranya berhutang budi dengan warga Afghanistan yang bekerja untuk NATO selama pendudukan.

Namun belakangan Inggris dikecam karena sekitar 8.000 warga Afghanistan yang membantu pasukan NATO masih terdampar di bawah kekuasaan Taliban.

"Kami berutang besar kepada mereka yang bekerja dengan Angkatan Bersenjata di Afghanistan dan saya bertekad bahwa kami memberi mereka dan keluarga mereka dukungan yang mereka butuhkan untuk membangun kembali kehidupan mereka di sini di Inggris," kata Johnson.

4. AS Disebut Telantarkan Anjing

Sebuah foto menunjukkan sejumlah anjing dalam posisi terkunci di dalam kandang. Anjing-anjing tersebut diduga sengaja ditinggalkan tentara Amerika Serikat di Bandara Kabul dan foto-foto tersebut beredar luas di online.
Sebuah foto menunjukkan sejumlah anjing dalam posisi terkunci di dalam kandang. Anjing-anjing tersebut diduga sengaja ditinggalkan tentara Amerika Serikat di Bandara Kabul dan foto-foto tersebut beredar luas di online. (Wionews)

Departemen Pertahanan AS membantah laporan bahwa tentara meninggalkan beberapa anjing peliharaan di bandara Kabul selama penerbangan terakhir.

"Untuk mengoreksi laporan yang salah, militer AS tidak meninggalkan anjing di kandang di Bandara Internasional Hamid Karzai, termasuk anjing pekerja militer yang dilaporkan," kata juru bicara Pentagon John Kirby dalam postingannya di media sosial.

Dia menyebut foto yang viral menunjukkan anjing di penampungan hewan, bukan milik militer.

Sebelumnya, kelompok hak-hak hewan, PETA, mengaku seorang sumber mengatakan 60 anjing pelacak bom dan 60 anjing pekerja ditinggalkan di Kabul.

Masih menurut sumber dalam PETA, anjing-anjing itu "menderita dalam panas tanpa akses yang memadai ke makanan atau air."

5. AS Fasilitasi Aliran Bantuan untuk Afghanistan

Pemerintah AS mengeluarkan izin untuk terus memfasilitasi bantuan kemanusiaan di Afghanistan, kata seorang pejabat Departemen Keuangan kepada Reuters.

Diketahui Taliban yang kini menguasai Afghanistan masuk dalam daftar hitam AS.

Lisensi khusus yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan pada Rabu lalu, memberi wewenang kepada pemerintah AS dan kontraktornya untuk mendukung bantuan kemanusiaan kepada orang-orang di Afghanistan.

Bantuan itu berupa makanan hingga obat-obatan, meskipun Taliban berada di bawah sanksi AS.

Sementara itu, Biden pada Selasa (31/8/2021) menandatangani undang-undang pemberian bantuan hingga $10 juta bagi warga AS yang telah dievakuasi dari Afghanistan selama dua tahun ke depan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas