Dari 700 Jurnalis Wanita, Tak Lebih dari 100 yang Masih Bekerja saat Taliban Ambil Alih Afghanistan
Hanya kurang dari 100 dari sekitar 700 jurnalis wanita di Afghanistan yang masih bekerja setelah Taliban mengambil alih
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
Nahid Bashardost, seorang reporter untuk kantor berita independen Pajhwok, mengaku dipukuli oleh anggota Taliban karena melaporkan berita di dekat Bandara Hamid Karzai di Kabul pada 25 Agustus, lapor RSF.
Beberapa wartawan wanita mengatakan kepada RSF bahwa penjaga Taliban berjaga di luar tempat kerja mereka untuk menghentikan mereka melakukan liputan lapangan.
Jurnalis lainnya mengatakan bahwa Taliban menyuruh mereka untuk tinggal di rumah karena mereka adalah wanita.
Beberapa reporter wanita telah meninggalkan Afghanistan, termasuk pembawa berita Beheshta Arghand.
Beheshta menjadi sorotan setelah mewawancarai perwakilan Taliban Mawlawi Abdulhaq Hemad secara langsung di stasiun TV lokal TOLO News.
Baca juga: Amerika Serikat Mencari Jalur Darat Untuk Melanjutkan Evakuasi dari Afghanistan
Baca juga: VIRAL Kabar Amerika Serikat Tinggalkan Anjing-anjing Militer di Afghanistan, Pentagon Membantah
Reporter wanita Afghanistan lainnya mengatakan kepada Fox News bahwa dia harus mengubah alamatnya setiap hari untuk bersembunyi dari Taliban.
Ia menyebut Taliban akan membunuhnya jika mereka menemukannya.
Sebelumnya pada bulan Agustus, Taliban mengatakan akan menghormati kebebasan pers dan bahwa perempuan akan dapat segera kembali bekerja.
Tetapi RSF mengatakan bahwa belum ada realisasi seperti itu yang diumumkan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar Konflik di Afghanistan