Mantan Anggota AKB48 Jepang Dikabarkan Terlibat Yakuza, Penyebar Hoaks Ditangkap Polisi
Umezawa mengajukan gugatan ke Pengadilan Distrik Yokohama untuk meminta ganti rugi sebesar 2,2 juta yen dari pria tersbeut.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sejak dua hari lalu netizen Jepang diramaikan dengan kabar yang menyebutkan bahwa mantan anggota AKB48, Mayuka Umezawa terlibat mafia Jepang (yakuza).
Belakangan kabar tersebut ternyata bohong alias hoaks dan kini pelaku pria yang menyebarkan informasi tersebut sedang dalam investigasi kepolisian Jepang.
"Saya telah mengajukan keberatan gara-gara isu tersebut. Saya tidak bisa membuka toko ramen karena hanyut oleh rumor yang beredar. Kasus kini ditangani kepolisian," papar Mayuka Umezawa (24), mantan artis AKB48 yang kini pemilik toko ramen kepada pers, Kamis (9/9/2021).
Toko ramen miliknya menggabungkan miso Hokkaido dan Shinshu dengan papan nama dari toko populer "Men Takumi Yakumo" di Tokyo.
Banyak pelanggan mengatakan enak dan pemiliknya Mayuka Umezawa (24) yang tergabung dalam unit turunan AKB48 "Byte AKB".
Setelah lulus sebagai seorang idola, ia sekarang dikenal sebagai "Ratu Ramen" yang menjalankan tiga toko dengan mengenakan kimono.
Baca juga: Viral Anak-anak SMA Flashmob Diiringi Lagu Fortune Cookies AKB48, Ada Cerita Perpisahan Dibaliknya
Toko lain dijadwalkan untuk dibuka pada bulan Oktober 2021.
Namun, karena beberapa masalah, dia memutuskan untuk membatalkan pembukaan.
Sebuah pesan yang dikirim oleh seorang pria kepada mitra bisnis Umezawa mengatakan, "Tampaknya benar ada yakuza di balik layar."
"Yakumo, seorang master mie, tetapi dia memiliki masalah dengan kemanusiaan," ungkap rumor yang beredar.
"Saya seharusnya membeli bahan-bahan yang digunakan untuk toko baru. Namun transaksi mendadak dihentikan," tambah Umezawa.
"Saya tidak menyangka diberitakan begitu, jadi kepala ku kosong dan saya merasa tak bisa dimaafkan isu tersebut," katanya.
Orang yang mengirim pesan "Anda harus berhati-hati karena Anda memiliki hubungan dengan Yakuza. Saya juga mendengarkan dan bertukar pesan pribadi dengan itikad baik (dengan pedagang)," tulis pria yang mengeluarkan pesan isu tersebut.
Pria itu menjelaskan, "Saya mengirim pesan dengan itikad baik, hanya mengandalkan informasi yang saya dengar dari rekan-rekan saya dan menyesal."
Pria itu juga memberi tahu Umezawa di Twitter bahwa dia telah berulang kali difitnah dan diblokir.
"Saya tidak mengatakan hal yang mengerikan itu. Saya hanya mengatakan yang sebenarnya, saya tidak mengatakan bahwa itu sangat menyakitkan. Saya tidak men-tweet hal yang begitu serius," kata pria yang mengirim pesan di Twitter.
Pada tanggal 8 September, Umezawa mengajukan gugatan ke Pengadilan Distrik Yokohama untuk meminta ganti rugi sebesar 2,2 juta yen dari pria tersbeut.
"Saya mengatakan bahwa laki-laki mungkin melakukannya dengan niat baik, tetapi saya tidak berpikir mereka dapat melakukan hal jahat seperti itu dengan niat baik. Pelanggan yang datang ke toko juga menjadi korban, dan mereka marah karena kesedihan," tembah Umezawa.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang . Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.