Diplomat Jepang, AS dan Korea Selatan Bertemu setelah Korea Utara Lakukan Uji Coba Rudal Jarak Jauh
Diplomat senior dari Jepang, Amerika Serikat dan Korea Selatan berkumpul untuk membahas pengembangan rudal dan nuklir Korea Utara
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
Dewan menganggap rudal balistik lebih mengancam daripada rudal jelajah karena dapat membawa muatan yang lebih besar dan lebih kuat, memiliki jangkauan yang lebih jauh, dan dapat terbang lebih cepat.
Rudal balistik ditenagai oleh roket dan mengikuti lintasan seperti busur.
Sementara rudal jelajah ditenagai oleh mesin jet dan terbang pada ketinggian yang lebih rendah.
Militer AS menyebut uji coba itu sebagai ancaman bagi komunitas internasional.
Negara tetangga seperti Jepang pun menyuarakan kekhawatirannya.
Kepala sekretaris kabinet Jepang Katsunobu Kato mengatakan "Jepang memiliki keprihatinan yang signifikan" atas situasi ini.
Jepang akan bekerja sama dengan AS dan Korea Selatan untuk memantau situasi.
Militer AS mengatakan uji coba itu membuktikan fokus berkelanjutan Korea Utara pada pengembangan program militernya.
AS juga menekankan komitmennya untuk tetap membela sekutu, Korea Selatan dan Jepang.
Militer Korea Selatan juga melakukan analisis mendalam tentang peluncuran tersebut dengan otoritas intelijen AS, kantor berita Yonhap melaporkan.
AS telah menyerukan Korea Utara untuk menyerahkan senjata nuklirnya.
Hubungan Pyongyang dengan pemerintahan Presiden Joe Biden sejauh ini penuh dengan ketegangan.
Jepang dan Korea Utara juga memiliki ketegangan abadi yang berakar pada 35 tahun penjajahan Jepang di Korea, program nuklir dan misil Pyongyang, serta penculikan warga Jepang oleh Korea Utara di masa lalu.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)