Berpotensi Gagal Bayar Utang, Menkeu AS Sebut Bencana Pasar Keuangan AS Semakin Dekat
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memperingatkan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, terkait potensi gagal bayar utang AS.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memperingatkan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, terkait potensi gagal bayar utang AS.
Menurut Yellen, gagal bayar utang amerika Serikat akan memberikan dampak negatif yang sangat besar terhadap pasar keuangan Amerika Serikat.
Baca juga: Menkeu AS Desak Kongres AS Naikkan Batas Utang, Peringatkan Risiko Gagal Bayar
Yellen mengatakan, AS dapat gagal bayar atau default sekitar bulan Oktober jika Kongres tidak mengambil tindakan untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang.
“Setelah semua tindakan yang tersedia dan uang tunai yang ada sepenuhnya habis, Amerika Serikat tidak akan dapat memenuhi kewajibannya untuk pertama kalinya dalam sejarah kita,” tulis Yellen seperti dikutip The New York Times, pada Rabu (15/9/2021).
Menteri Keuangan Janet Yellen juga mengatakan, diperlukan langkah-langkah luar biasa oleh Departemen Keuangan agar dapat mencegah atau menunda terjadinya default.
Yellen kembali memperingatkan, waktu untuk mencegah bencana ekonomi ini hampir habis.
Baca juga: Ekonom: Jika AS Gagal Bayar Utang, Perekonomian Dunia Akan Kolaps
Untuk menunda default, Departemen Keuangan pada bulan lalu menangguhkan investasi dalam Dana Pensiun Pegawai Negeri Sipil dan Disabilitas, dan lain-lain.
Distribusi pembayaran bantuan pandemi tahun ini dan ketidakpastian pembayaran pajak yang masuk bulan ini membuat prediksi kapan dana akan habis lebih menantang dari biasanya.
Yellen mengatakan bahwa default akan menyebabkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki pada ekonomi AS dan pasar keuangan global dan bahkan mendekati default bisa berbahaya.
“Kami telah belajar dari kebuntuan batas utang masa lalu,” papar Janet Yellen.
“Bahwa menunggu hingga menit terakhir untuk menangguhkan atau meningkatkan batas utang dapat menyebabkan kerugian serius bagi kepercayaan bisnis dan konsumen, meningkatkan biaya pinjaman jangka pendek bagi pembayar pajak dan berdampak negatif pada peringkat kredit Amerika Serikat,” pungkasnya.