Harga Sayuran di Jepang Jadi Sangat Mahal Meningkat Rata-rata Dua Kali Lipat Saat Ini
Sayuran terlalu mahal saat ini di Jepang karena kurangnya sinar matahari. Harga grosir untuk selada dan kubis China naik lebih dari dua kali lipat
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sayuran terlalu mahal saat ini di Jepang karena kurangnya sinar matahari.
Harga grosir untuk selada dan kubis China naik lebih dari dua kali lipat rata-rata.
Menurut Badan Meteorologi Jepang, ada banyak hari ketika front stagnan di dekat Jepang sejak awal bulan September membuat kurangnya sinar matahari.
Di beberapa daerah, jam sinar matahari 30% sampai 40% lebih rendah dari biasanya, dan suhu panas masih rendah membuat sayuran sulit berkembang dengan baik.
Dalam keadaan ini, harga grosir sayuran utama pada tanggal 13 September di Pasar Grosir Pusat Metropolitan Tokyo meningkat sekitar 2,3 kali untuk selada dan sekitar 2,1 kali untuk kubis China dibandingkan dengan periode yang sama tahun normal.
Terong 38% lebih tinggi dari biasanya, mentimun dan tomat 34% lebih tinggi, bayam 26% lebih tinggi, dan kubis 22% lebih tinggi.
Harga ketimun dan terong naik karena pengaruh hujan panjang pada pertengahan bulan lalu, setelah itu sempat turun ke level normal, tapi naik lagi.
Selain itu, kentang 55% lebih tinggi dari biasanya di Hokkaido, area produksi utama, karena efek suhu tinggi dan kurangnya hujan.
Menurut Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, "Jika cuaca tidak pulih, harga sayuran mungkin akan terus tinggi untuk beberapa waktu."