Pemimpin Kelompok Yakuza Jepang Ditangkap Polisi terkait Kasus Pemerasan dan Pengancaman
Kepala gangster itu ditangkap karena melakukan ancaman dan pemerasan kepada pemilik gedung.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang pemimpin Yamaguchigumi kelompok sekunder yang berbasis di Wakayama, akhirnya ditangkap polisi karena menyewa tempat pertemuan.
Kepala gangster itu ditangkap karena melakukan ancaman dan pemerasan kepada pemilik gedung.
Sekadar informasi, UU Khusus anti yakuza mengatur tentang aturan penunjukan konflik khusus bagi kelompok yakuza tertentu, menyangkut daerah tertentu di Jepang.
"Pemimpin kelompok sekunder Yamaguchi-gumi, Chikara Tsuda (62) dan istrinya (51), keduanya ditangkap di Kota Wakayama tanggal 9 September lalu," ungkap sumber Tribunnews.com di kepolisian Wakayama, Kamis (16/9/2021).
Pada Juli-September tahun lalu, mereka diduga melakukan ancaman, dan pemerasan kepada seorang pria yang dia kenal dan menyewakan dua kamar di sebuah kondominium yang dikelola pria di Kota Wakayama.
Polisi prefektur belum mengungkapkan persetujuan atau ketidaksetujuan kedua tersangka atas tuduhan tersebut.
Ketika pertemuan Yamaguchi-gumi diadakan di kantornya, Chikara Tsuda mengancam seorang kenalannya untuk menyewa kamar di kondominium untuk mengakomodasi eksekutif dari prefektur lain dan menggunakan ruangan itu.
Baca juga: Bocorkan Informasi kepada Yakuza, Asisten Polisi Jepang Dipecat
Saat berkumpulnya para gangster dan menjadikannya sebagai tempat pertemuan di Wakayama, informasi tersebut bocor ke kepolisian.
Menurut polisi Prefektu Wakayama, pada bulan September 2020, sebuah "pertemuan rutin" diadakan di kantor Tsuda di Kota Wakayama, di mana lebih dari selusin pemimpin organisasi sekunder Yamaguchi-gumi berkumpul.
Pertemuan ini diadakan secara teratur beberapa kali dalam setahun, dan tempat tersebut dikatakan berada di sekitar kantor organisasi sekunder nasional.
Polisi prefektur percaya bahwa salah satu latar belakang pembukaan tempat pertemuan di Wakayama adalah terkait aturan "penunjukan konflik khusus" yang diterima Yamaguchi-gumi sejak Januari 2020.
Aturan itu melarang Kobe Yamaguchigumi dan Yamaguchigumi yang saling "perang" untuk berkumpul 5 orang atau lebih.
Aturan tersebut juga menyangkut nama wilayah dan Wakayama tidak termasuk ke dalam aturan tersebut.
Konflik antara Yamaguchi-gumi dan Kobe Yamaguchi-gumi, yang memisahkan diri darinya, meningkat, dan Komisi Keamanan Publik dari 10 prefektur seperti Hyogo dan Osaka telah menetapkan kedua kelompok tersebut sebagai gangster khusus yang ditunjuk untuk konflik berdasarkan undang-undang penanggulangan gangster sejak tahun lalu.
Baca juga: Adu Pintar Antara Yakuza dan Polisi Jepang Terkait Hukum Penggunaan Senjata Api
Menanggapi hal ini, badan investigasi kepolisian Jepang dapat menangkap segera setelah mengkonfirmasi tindakan seperti berkumpulnya sekitar lima atau lebih anggota di "area peringatan" yang ditunjuk oleh Biro Keamanan Umum kepolisian Jepang.
Prefektur Wakayama berada di luar area ini.
"Sekarang ada risiko ditangkap hanya dengan mengadakan pertemuan di Kobe atau Osaka. Itu sebabnya mereka mungkin memilih Wakayama," ungkap seorang petugas polisi prefektur.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.